Oleh: Hendra Gunawan* (Matematikawan)
Adik-adik mungkin pernah melihat ilmuwan atau profesor yang botak kepalanya di film ya? Atau, Adik-adik mungkin suka membaca komik Tin Tin, dan geli melihat Profesor Kalkulus yang berkepala botak?
[Sumber: pinterest.com]
Memang, tak sedikit profesor atau ilmuwan yang berkepala botak, khususnya profesor atau ilmuwan laki-laki. Tetapi, kalau Adik-adik tahu Albert Einstein, fisikawan yang terkenal pada abad ke-20 yang lalu, rambutnya gondrong loh..
[Sumber: theverge.com]
Apalagi di dunia ini banyak juga ilmuwan atau profesor yang masih berusia muda, yang rambutnya banyak. Sebagai contoh, dalam bidang matematika, ada Profesor Terence Tao yang saat ini berusia 43 tahun, dan kepalanya tidak botak.
[Sumber: curiosity.com]
Kalau Adik-adik amati, orang yang kepalanya botak kebanyakan laki-laki yang sudah cukup tua, baik mereka itu profesor atau bukan. Bila diamati lebih teliti lagi, lebih banyak orang berkulit putih yang berkepala botak. Mengapa ya?
Menurut hasil penelitian, kebotakan pada laki-laki ada hubungannya dengan suatu jenis enzim yang dimilikinya, yang mengubah hormon testoterone menjadi hormon dihydrotestoterone. Hormon terakhir inilah yang membuat rambut menjadi berkurang dan lebih tipis, dan akhirnya mengakibatkan kebotakan.
*Hendra Gunawan menjabat sebagai guru besar matematika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, sejak tahun 2006. Pada tahun 2013, ia menggagas blog anakbertanya.com dan sejak itu mengelola blog tersebut yang menerbitkan jawaban para pakar atas berbagai pertanyaan anak-anak.