Oleh: Hendra Gunawan* (Matematikawan)
Ya, banyak orang — terutama generasi lama — menyebut matematika sebagai ilmu pasti. Mengapa begitu? Dalam bahasa Belanda, matematika dikenal sebagai wiskunde. Nah, kakek nenek kita menerjemahkannya sebagai ilmu pasti.
Kata ‘wis’ dalam hal ini ditafsirkan sebagai ‘pasti’, seperti dalam ungkapan ‘wis en zeker‘ (yang berarti ‘pasti dan pasti’). Sementara kata ‘kunde’ berarti ‘ilmu’ atau ‘pengetahuan’. Jadi, wiskunde diterjemahkan sebagai ilmu pasti.
Berbeda dengan bahasa Belanda, matematika dalam beberapa bahasa lainnya adalah mathematics (Inggris), mathematic (Jerman), mathematiques (Perancis), matematica (Italia), matematika (Rusia).
Nah, dalam beberapa dekade terakhir, pengaruh bahasa Belanda terhadap bahasa Indonesia pudar, digantikan oleh bahasa Inggris. Seiring dengan itu, kata matematika menggantikan ilmu pasti, hingga sekarang.
O ya, pada tahun 1950-an, ada Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) di Universitas Indonesia Kampus Ganesha. Ketika Institut Teknologi Bandung diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 2 Maret 1959, FIPIA tercerai menjadi dua departemen, yaitu Departemen Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (DIPIA) dan Departemen Ilmu Kimia dan Ilmu Hayati (DIKIH). Pada tahun 1961, DIKIH berubah menjadi DKB, dan pada tahun 1973, DIPIA dan DKB bergabung menjadi satu fakultas, yaitu Fakultas Matematika dan Ilmu Alam (FMIPA).
Sejak tahun 1970-an kata matematika lebih kerap dipakai daripada ilmu pasti.
*Hendra Gunawan adalah matematikawan yang mengajar di FMIPA ITB. Selain menekuni matematika, ia juga mempunyai minat pada edukasi anak-anak, dan mengelola blog anakbertanya.com.