Mengapa Manusia Memiliki Emosi? -Bagian II

Oleh: Agnes Sianipar* (Pakar Neurosains Kognitif)

Di samping fungsi dasar yang telah dijelaskan sebelumnya, emosi juga memiliki beberapa fungsi sosial. Fungsi sosial pertama, emosi membantu komunikasi sosial. Bila kita melihat seorang teman berkeringat dan pucat pasi saat ia sedang menunggu giliran menari di pentas seni sekolah, maka kita pun sadar bahwa teman kita itu sedang mengalami emosi tertentu, seperti takut atau cemas. Saat itu, kita akan mencoba menenangkan perasaan teman kita dengan menemaninya bicara atau memberikannya air minum.

Contoh lainnya, saat kita melihat seseorang memukul orang lain. Bila ini terjadi pada pertandingan tinju, kita tidak akan memaknai peristiwa tersebut sebagai peristiwa emosional. Tapi bila ini terjadi di lapangan sekolah pada waktu bermain, kita akan memaknai kejadian tersebut sebagai emosi marah dan kita akan berupaya meredakan ketegangan di antara keduanya.

Selain itu, bila kita mampu mengenali emosi kita dengan baik, kita juga bisa menjelaskan apa yang kita rasakan mengenai suatu peristiwa kepada orang lain secara jernih, tanpa perlu meluapkan emosi kita dengan cara yang merugikan orang lain.

Fungsi sosial kedua, emosi berperan sebagai pengaruh sosial. Bayangkan kamu seorang aktor yang sedang memerankan seorang anak yang kehilangan orangtuanya. Kamu akan memunculkan ekspresi wajah sedih dan menangis sehingga bisa membuat para penonton pun merasakan emosi sedih yang kamu mainkan. Saat itu kamu mungkin akan melihat beberapa penonton menangis karena ikut merasakan kesedihan yang kamu tampilkan.

Sebaliknya, bila kita ingin membuat orang lain tersenyum atau tertawa, maka perilaku dan ekspresi wajah yang kita tampilkan akan menunjukkan emosi gembira atau lucu. Dalam hal ini, emosi yang kita tampilkan lewat perilaku dan ekspresi wajah mampu membuat orang lain merasakan emosi yang serupa. Dengan demikian, kita juga bisa mempengaruhi perilaku orang lain lewat emosi yang kita tampilkan.

Dan terakhir, fungsi sosial ketiga: emosi membantu kita menjadi orang yang lebih baik. Banyak hasil penelitian Psikologi yang menunjukkan bahwa emosi positif, seperti emosi senang dan bahagia, akan membuat kita lebih kreatif dalam menghadapi masalah dan mau membantu orang lain yang membutuhkan. Karena itu, emosi positif sangat penting dalam relasi sosial.

Peran emosi negatif juga penting untuk membantu kita belajar dari pengalaman, loh. Contohnya, emosi sedih membuat kita sadar betapa berharganya pengalaman-pengalaman yang membahagiakan. Selain itu, emosi rasa bersalah yang kita alami akan membuat kita sadar bahwa kita tidak bisa melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari.

Karenanya sangatlah normal untuk mengalami rasa bersalah saat kita sadar akan kesalahan kita. Tanpa rasa bersalah, kita tidak akan punya motivasi untuk menjadi orang yang lebih baik di kemudian hari.

Semoga penjelasan Kakak dapat menjawab pertanyaan Hanif ya. Selamat belajar, bermain, dan selalu berpikir positif.

Sumber gambar: https://en.wikipedia.org

*Agnes Sianipar meraih gelar sarjana dan master di bidang Psikologi dan doktoral di bidang Neurosains Kognitif. Saat ini bekerja sebagai dosen di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan meneliti masalah emosi dan bahasa.

Tulis komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: