Mengapa Bintang Tidak Setiap Hari Memancarkan Sinarnya? Mengapa Kadang Hanya Ada Satu Bintang di Langit?

Oleh: Fitri U. Dewi* (Sarjana Astronomi & Pakar Ilmu Komputer)

Diana, terima kasih atas kiriman pertanyaannya yang bagus sekali. Diana sungguh pengamat alam semesta yang sangat cermat dan teliti!

Sebenarnya bintang-bintang yang bersinar di langit pada malam hari yang cerah, juga bersinar pada siang hari. Semua bintang bersinar setiap hari sampai sumber cahayanya habis. Salah satu bintang tersebut adalah Matahari. Matahari adalah bintang yang paling dekat jaraknya terhadap Bumi. Oleh karena jaraknya yang paling dekat, cahaya Matahari tampak lebih terang sehingga cahaya bintang-bintang lainnya menjadi lebih “redup”, hingga seolah-olah tidak tampak.

Jumlah bintang yang bisa dilihat oleh mata kita tergantung dari keadaan cuaca. Jika langit berawan tebal, cahaya bintang-bintang akan sulit mencapai permukaan Bumi tempat kita melakukan pengamatan. Sama halnya dengan saat kita ingin melihat cahaya lampu rumah dari kejauhan pada saat cuaca berkabut tebal, seperti ada tirai yang menghalangi cahaya lampu.

Cahaya dari lingkungan sekitar juga mempengaruhi kemampuan mata kita untuk melihat cahaya bintang-bintang di langit. 

Pada malam yang cerah, tidak berawan, tidak pada saat Bulan bersinar dan jauh dari cahaya kota atau rumah-rumah sekitar, kita akan bisa melihat lebih banyak bintang-bintang seperti yang tampak pada foto di bawah ini.

Sumber gambar: https://earthsky.org/astronomy-essentials/how-many-stars-could-you-see-on-a-clear-moonless-night

Sementara di bawah ini adalah foto langit malam di atas kota yang penuh cahaya lampu. Sulit melihat bintang-bintang di langit jika cahaya kota menerangi langit.

Sumber gambar: Caters News Agency

Semoga penjelasan dan foto-foto di atas dapat menjawab pertanyaan Diana ya!

*Fitri U. Dewi, adalah lulusan Astronomi ITB angkatan 1982, yang kemudian melanjutkan pendidikan di Departemen Computer Science di University of Houston, Amerika. Sekarang ia sudah pensiun, dan belajar gitar klasik serta Bahasa Al Qur’an yang juga dikenal sebagai Bahasa Arab Klasik. 

Tulis komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: