Oleh: Agoes Soehianie (Fisikawan)
Sehari-hari kita sering merasakan angin. Ada angin sepoi-sepoi basah, angin kencang, bahkan angin berputar yang dikenal sebagai angin puting beliung. Angin ini bisa terjadi sebentar ataupun cukup lama.
Angin adalah udara yang bergerak. Udara terdiri dari campuran molekul-molekul gas. Gas bergerak atau mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Kalau kita punya balon berisi gas tekanan tinggi maka balonnya akan terasa keras atau kenyal, sedangkan balon berisi gas tekanan rendah akan terasa lembek atau empuk. Balon mempunyai tekanan udara lebih tinggi dari udara sekitarnya. Kalau mulut balon kita buka, maka udara akan keluar melalui mulut balon, sehingga terjadilah angin dari dalam balon ke luar.
Angin terjadi karena udara berusaha menyamakan tekanan dengan sekitarnya. Udara mengalir dari tekanan tinggi ke rendah, sehingga daerah bertekanan tinggi turun tekanannya, karena molekul udara berpindah tempat (menjadi angin). Sebaliknya, daerah yang menjadi tujuan angin akan naik tekanannya karena makin banyak molekul udara yang berkumpul di daerah tersebut. Selama satu daerah mempunyai tekanan lebih tinggi dari sekitarnya, maka arah angin tetap mengalir dari daerah bertekanan tinggi tersebut ke daerah bertekanan rendah.
Akan tetapi, lama-lama, daerah yang semula bertekanan rendah akan naik tekanannya karena menerima banyak angin atau molekul udara yang bergerak, sementara daerah yang tadinya bertekanan tinggi turun tekanannya. Bila itu terjadi, maka angin berubah arah.
Udara di permukaan Bumi menerima energi dari matahari dan berbagai sumber lainnya seperti knalpot kendaraan, kompor, makhluk hidup, pabrik dan lain-lain. Udara yang menerima banyak energi panas akan memiliki temperatur lebih tinggi. Udara panas memuai sehingga kerapatannya berkurang, dan sebagai akibatnya tekanan udaranya turun. Jadi kalau di sekitarnya ada udara dingin yang kerapatannya lebih tinggi maka tekanannya akan lebih tinggi, sehingga udara mengalir dari daerah dingin ke daerah panas.
Hal itulah yang menyebabkan terjadinya angin laut dan angin darat. Siang hari terjadi angin laut, sebab walaupun sama-sama menerima sinar matahari, air laut lambat menjadi panas dibandingkan daratan. Akibatnya udara di atas daratan lebih panas sehingga tekanannya lebih rendah dibandingkan udara di atas permukaan laut, sehingga terjadilah aliran udara dari laut ke darat yang disebut angin darat. Malam hari terjadi hal sebaliknya, yaitu terjadi angin dari daratan ke laut.
Dalam skala lebih kecil, misalnya di suatu kota, ketika ada daerah tertutup awan yang menghalangi sinar matahari, maka udara di daerah tersebut menjadi lebih dingin dari sekitarnya. Akibatnya tekanannya lebih tinggi dibandingkan daerah yang tidak terhalang awan. Maka terjadilah angin dari daerah yang lebih dingin ke daerah yang lebih panas. Tetapi gerakan udara atau angin itu sendiri bisa menyebabkan awan bergerak sehingga daerah yang tertutup awan juga berubah, dan akibatnya angin juga ikut berubah.
Sumber gambar: http://diriku-bukan-dirimu.blogspot.com
Pingback: Mengapa Angin Kadang Berubah Arah? « sainsfilteknologi