Oleh: Zadrach L. Dupe* (Pakar Klimatologi)
Wah, Dik, ternyata Bapak yang ada di Jawa Barat merasakan hal yang sama dengan yang Adik rasakan di Flores. Mengapa bisa demikian ya?
Pada bulan Juni sampai dengan Agustus, Indonesia sedang mengalami musim kemarau, sehingga bila kita melihat ke langit, pasti akan terlihat cerah dan tidak terdapat banyak awan seperti pada musim hujan.
Lalu, bukan hanya Matahari saja loh yang memancarkan panas, tetapi Bumi juga, walau panas yang dipancarkan oleh Bumi tidak sebesar panas yang dipancarkan oleh Matahari.
Karena langit cerah, panas yang Bumi pancarkan ke udara dapat naik tanpa terhalang oleh banyaknya awan, sehingga permukaan Bumi menjadi lebih dingin.
Pada bulan Juni-Agustus, Matahari sedang berada jauh di sebelah utara garis khatulistiwa atau ekuator, sehingga banyaknya panas yang dipancarkan oleh Matahari yang sampai ke Flores pun lebih sedikit daripada biasanya.
Karena kedua faktor tersebut, kita di Indonesia yang berada di selatan ekuator mulai dari pulau Jawa hingga Bali, Flores, Sumba, dan beberapa daerah yang lain, akan merasakan udara yang lebih dingin dari biasanya.
Begitu Dik penjelasannya. Mudah-mudahan sekarang Adik mengerti ya, mengapa pada bulan Juni-Agustus di Flores terasa dingin, terutama di malam hari. */BH
Sumber gambar: https://fineartamerica.com/
*Zadrach L. Dupe adalah dosen di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Bidang kehaliannya adalah klimatologi. Saat ini ia juga tercatat sebagai anggota Perhimpunan Meteorologi Pertanian Indonesia (PERHIMPI).