Oleh: Hanief Trihantoro* (Sarjana Astronomi; Pengelola DuniaAstronomi.com)
Adik-adik mungkin sudah tahu bagaimana manusia bisa hidup nyaman di Bumi. Temperaturnya relatif stabil, udaranya yang mengandung oksigen sangat bermanfaat bagi tubuh kita, tekanan udaranya juga tidak terlalu tinggi. Tahukah Adik-adik apa yang membuatnya nyaman? Ya, atmosfer Bumi.
Para astronaut yang bertugas di luar angkasa atau Bulan memang harus memakai pakaian khusus karena di luar sana tidak ada atmosfer atau udara. Kalaupun astronot membuat kipas besar di Bulan, angin juga tidak akan muncul. Karena sebenarnya angin adalah udara yang bergerak, padahal di Bulan tidak ada udara.
Tanpa udara, kondisi di luar angkasa sangatlah ekstrim. Di bagian yang terkena cahaya Matahari suhunya sangatlah tinggi sedangkan di bagian yang tidak terkena suhunya sangat rendah. Radiasi yang kita terima juga bukan hanya dari cahaya tampak saja, tetapi juga sinar x, sinar gamma, dan ultraungu, yang semuanya memiliki energi tinggi. Akibatnya DNA dalam tubuh kita bisa rusak dan bisa saja menimbulkan kanker.
Selain itu, kita juga tidak bisa bernafas di luar angkasa karena tidak ada udara. Dalam waktu sekitar 15 detik, oksigen di seluruh bagian tubuh kita habis dan kita akan kehilangan kesadaran. Menahan nafas pun tidak bisa karena dalam waktu singkat udara akan keluar tubuh sehingga paru-paru bisa robek.
Ada akibat lain yang juga berbahaya kalau kita tidak memakai pakaian khusus di luar angkasa, yaitu ebulisme. Ebulisme adalah pembentukan gelembung udara di cairan tubuh akibat penurunan tekanan udara sekitar kita, misalnya ketika kita berada di pegunungan yang tinggi. Di dataran rendah air mendidih pada suhu 100 °C, sedangkan di ketinggian 19 km air mendidih pada suhu 37 °C saja, sama dengan suhu tubuh manusia. Batas ketinggian ini namanya Batas Armstrong. Sebenarnya cairan di tubuh belum mendidih di ketinggian ini, karena kulit dan organ luar tubuh masih bisa menahan tekanan. Namun tetap saja badan kita akan membengkak.
Jadi, astronaut harus memakai pakaian khusus ketika berada di luar angkasa, supaya tubuhnya tidak membengkak, kulit terbakar, paru-paru robek, dan mendapat kanker.
Sumber gambar: https://www.nasa.gov
*Hanief Trihantoro meraih gelar Sarjana dalam bidang Astronomi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, pada tahun 2006. Ia mendirikan DuniaAstronomi.com dan saat ini bekerja di Puspa Iptek Sundial Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.