Oleh: Moedji Raharto* (Astronom)
Dalam kalender bulan seperti kalender Hijriah, banyak hari dalam satu bulan bisa 29 hari bisa juga 30 hari. Lalu bagaimana dengan bulan Ramadhan, apakah lebih sering 29 hari atau 30 hari?
Dalam Hisab Urfi, bulan Ramadhan selalu terdiri atas 30 hari. (Tentang Hisab Urfi, silakan baca lagi jawaban saya tentang Kalender Hijriah yang pernah dimuat di situs ini.)
Namun, dalam Hisab Hakiki, pertanyaan di atas belum bisa dijawab dengan pasti. Dengan kalender Islam takwim standar yang mempergunakan sistem Hisab Hakiki, awal bulan baru untuk wilayah Indonesia ditetapkan apabila setelah konjungsi/ijtimak, usia Bulan sudah mencapai 8 jam atau elongasi 3 derajat, dan tingginya sekurang-kurangnya 2 derajat.
Jadi, banyak hari dalam bulan Ramadhan mungkin saja hanya 29 hari, tidak mencapai 30 hari. Hal ini dapat terjadi ketika awal bulan baru yang ditetapkan dalam Hisab Urfi ternyata belum memenuhi syarat sebagai awal bulan baru dalam Hisab Hakiki.
*Moedji Raharto adalah dosen Astronomi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung. Ia merupakan salah seorang astronom atau ahli falak Indonesia yang menaruh perhatian besar terhadap Kalender Islam.