Oleh: Sulistyanto Soejoso* (Anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur)
Jika matematika diartikan hanya sebagai hitung-hitungan, maka benar matematika di Indonesia lebih sulit daripada di kebanyakan negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Jerman. Siswa-siswa dari berbagai negara lain kemungkinan besar akan kesulitan menyelesaikan soal-soal matematika yang dihadapi siswa-siswa Indonesia.
Pembelajaran matematika di Indonesia selama ini memang lebih menitikberatkan pada keterampilan berhitung. Namun matematika itu bukan hanya hitung-hitungan. Matematika juga menyangkut pengembangan logika dan nalar. Nah, pembelajaran matematika untuk siswa di berbagai negara lebih menitikberatkan pada pengembangan logika dan nalar itu.
Karena fokusnya berbeda, jangan heran kalau siswa-siswa di Indonesia juga akan kesulitan ketika mengerjakan soal matematika yang biasa dikerjakan siswa-siswa dari berbagai negara itu.
Matematika itu mengasyikkan, loh. Kata Profesor Iwan Pranoto (guru besar Matematika dari ITB) : “Seperti memecahkan misteri.” Jadi jangan menganggap matematika itu sulit hanya karena hitung-hitungannya. Anggap belajar matematika itu sebagai permainan untuk memecahkan misteri. Nanti kalian akan tahu, matematika itu memang asyik.
Teknologi adalah sarana untuk menyediakan hal-hal yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi tak hanya berkaitan dengan matematika, tapi juga berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan lain.
Sebagai negara penghasil produk teknologi, Indonesia memang masih ketinggalan. Tapi tak sedikit loh orang Indonesia yang kemampuannya di bidang teknologi diakui dunia. Sebagai contoh :
1. B. J. Habibie, yang pernah menjadi Presiden Indonesia, adalah pemegang puluhan paten untuk teknologi pesawat terbang.
2. Basuki Endah Priyanto (saat ini berusia 37 tahun), sudah belasan tahun berkecimpung di bidang teknologi komunikasi nirkabel. Ia tercatat sebagai pemegang belasan hak paten untuk desain algoritma pemrosesan sinyal digital.
3. Khoirul Anwar (saat ini berusia 35 tahun), adalah penemu dan pemegang hak paten teknologi 4G berbasis OFDM, teknologi untuk telepon seluler. Penemuannya terinspirasi dari film animasi Jepang yang sering ia tonton, Dragon Ball Z. Jadi kalau kalian nonton film-film animasi dan lain-lain, jangan hanya sekedar nonton. Carilah inspirasi atau ide lewat film yang kalian tonton itu.
Tentu Indonesia masih membutuhkan banyak orang hebat agar bisa dikenal sebagai negara yang teknologinya maju. Belajarlah yang rajin. Temukan keasyikan belajar. Kelak kalian bisa jadi orang-orang hebat yang akan mengharumkan nama Indonesia, negara kita tercinta.
Ilustrator: Frans Mateus Situmorang
*Sulistyanto Soejoso adalah anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur. Ia juga aktif sebagai penasihat “Bincang Edukasi” dan kurator kuliah “Bung Karno untuk Kemandirian Teknologi“.
ada 1 lagi. Darmawan Salihun. seorang Security IT dari Indonesia yang menemukan celah di BIOS komputer dan penemu UEFI yang sekarang di gunakan pada laptop atau komputer terbaru.
Tentunya masih banyak lagi. Nama-nama yang disebutkan pada jawaban di atas hanya contoh. Salam, HG
Maka dari itu, ada mhs pandai berhitung tapi logika hanya dapat B, sebaliknya ada mahasiswa yg tidak pandai berhitung (aritmatika/matematika) tapi mendapat nilai A utk logika. Ada apa sebenarnya dengan pengajaran matematika di Ind ini?
Pingback: Mati-matian Matematika | Simplicity
Pingback: Math is Fun | uchishofia
Pertanyaan selanjutnya, kenapa Pendidikan di Indonesia tidak diubah menjadi seperti mereka?
lebih mengedepankan logika & nalar dibandingkan keterampilan berhitung semata.