Oleh: Johan M. Tuwankotta (Matematikawan)
Nah, apakah matematika diciptakan atau ditemukan? Sebagai contoh, apakah bilangan ditemukan atau diciptakan?
Pengertian tentang bilangan yang menyatakan, misalnya, banyaknya buah apel, memang sudah dikenal sejak lama. Jadi, pengertian ini bisa kita anggap “ditemukan”. Tapi pengertian tentang bilangan tidaklah cukup untuk bermatematika; perlu adanya “sebuah bahasa” untuk bisa melambangkan semua pengertian ini.
Sebuah ukiran dari Kuil Karnak di Mesir (sekitar tahun 1500 SM, Sebelum Masehi) telah melambangkan bilangan 276 sebagai dua ratusan, tujuh puluhan dan enam satuan. Cara yang berbeda dilakukan orang Romawi Kuno (sekitar 800 SM); mereka menggunakan lambang I, II, III, IV dan seterusnya untuk menyatakan bilangan.
Setelah berabad-abad lamanya menggunakan bilangan Romawi, baru mulai abad ke-14 orang Eropa menggunakan lambang bilangan Hindu-Arab seperti yang kita kenal sekarang. Lambang bilangan ini dicetuskan antara abad pertama dan keempat di India dan dipergunakan sejak abad kesembilan oleh orang Arab.
Jadi, pengertian tentang bilangan “ditemukan”, tetapi lambang bilangan “diciptakan”. Ada beberapa sistem ciptaan manusia untuk lambang bilangan. Namun akhirnya ciptaan bangsa India, yang kemudian dikenal sebagai sistem bilangan Hindu-Arab, yang bertahan.
Sumber gambar: http://www.archimedes-lab.org