Oleh: Isra Nurhadi* (Pendiri “Istana Matematika” & “Istana Mengajar“)
Pertanyaan ini sangat klasik dan sering ditanyakan sejak dahulu. Saya akan mencoba untuk menjawab pertanyaan yang tidak gampang ini.
Matematika adalah pelajaran yang sangat ditakuti sebagian siswa dari belahan dunia manapun. Pelajaran ini dahulunya terbagi menjadi ilmu hitung, ilmu ukur, dan aljabar. Matematika banyak digunakan di berbagai bidang disiplin lain, misalnya fisika, kimia, biologi, teknik, komputer, industri, ekonomi, kedokteran, dan pertanian. Untuk itulah mengapa matematika diajarkan sejak awal kita sekolah.
Untuk tingkat taman kanak-kanak, siswa diajarkan mengenal bilangan yang sangat dasar yaitu, bilangan asli, dan belajar mengurutkan bilangan tersebut. Ini bertujuan agar di sekolah dasar siswa bisa menghitung bilangan tersebut.
Untuk tingkat sekolah dasar, siswa diharapkan bisa menghitung dengan berbagai macam operasi bilangan seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Lalu siswa dikenalkan dengan soal cerita sederhana dan membuatnya ke dalam kalimat matematika kemudian menyelesaikannya. Ini bertujuan untuk melatih nalar kita dalam menghadapi masalah sehari-hari, seperti menghitung kembalian saat kita jajan di sekolah atau di rumah.
Saat di sekolah menengah pertama dan atas, siswa dikenalkan dengan matematika yang cukup kompleks dan diharapkan bisa mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Apakah kita sudah melalui proses bermatematika dengan benar? Jika benar, kita bisa mengikuti setiap materi yang kita terima dengan baik. Jika tidak, kita selalu kesulitan dengan pelajaran ini dan bertanya kenapa kita harus belajar materi yang sulit ini?
Tahukah kita kenapa seorang penulis bisa menulis buku yang sukses? Atau seseorang bisa menjadi pengacara yang sukses? Kedua profesi tersebut tidak membutuhkan matematika saat mereka kuliah, tapi apakah matematika jadi tidak penting bagi mereka?
Kalau kita telurusi lebih jauh, sebenarnya mereka menggunakan konsep bermatematika yang benar. Seorang penulis bisa menyusun sebuah kata-kata dan kalimat-kalimat menjadi tulisan yang bagus itu membutuhkan strategi; begitu juga seorang pengacara bisa memenangkan sebuah kasus hukum yang dia tangani membutuhkan strategi. Strategi tersebut mereka peroleh dari penalaran saat mereka mencoba menyelesaikan masalah dalam belajar matematika.
Begitu juga ketika seorang dokter dihadapkan pada pasien yang sekarat dan membutuhkan pertolongan secepatnya, matematika akan menuntun dokter tersebut mengambil keputusan dengan menghitung resiko terkecil dari yang terburuk. Tanpa matematika seorang dokter akan kesulitan dalam pengambilan keputusan.
Kalian tahu Mr. Bean (Rowan Atkinson)? Dia adalah aktor dari Inggris yang mempunyai karakter seperti orang bodoh padahal tidak bodoh. Rowan adalah lulusan Teknik Elektro. Untuk bisa berakting seperti itu dibutuhkan kemampuan matematika yang sangat tinggi. Tidak semua orang bisa seperti dia.
Contoh-contoh di atas sengaja saya tampilkan padahal aktivitas mereka tidak berhubungan langsung dengan matematika yang dipelajari saat sekolah, tapi manfaat dari belajar matematika bisa membuat mereka seperti itu. Belajar matematika melatih penalaran kita untuk bisa menghadapi masalah dan keluar jadi pemenang.
Bagi dunia keilmuan matematika berperan untuk menciptakan komunikasi yang cermat dan tepat. Matematika memberikan kontribusi yang begitu besar dalam dunia keilmuan. Maka dari itu matematika adalah pelajaran yang sangat penting dan sangat bermanfaat untuk kita.
Sumber gambar: http://www.eduscapes.com
*Isra Nurhadi adalah sarjana Matematika lulusan Universitas Negeri Jakarta. Sejak tahun 2002, ia menjadi guru privat Matematika, dan kemudian mendirikan “Istana Matematika” dan “Istana Mengajar.” Pada tahun 2013, Istana Mengajar meraih penghargaan “5 Aksi Sosial Terbaik Klik Hati Merck 2013” dari PT Merck Tbk. Saat ini ia sedang menyusun buku Matematika yang menjelaskan konsep dan meminimalkan rumus.
Pingback: Mengapa Harus Belajar Matematika? Apa saja Manfaatnya? [G] -II | Kursus Matematika Batik Tridaya
matematika di gunakan di berbagai disiplin ilmj saya masih oaham, tapi untuk bagian matematika digunakan untuk berakting ??? sya kurang mengerti mas bsa djelaskan lebih rinci lagi
Kita baru bisa dibilang belajar matematika , kalau kita sudah tahu nikmatnya memahami matematika !
Kalo bidang dan bakat kita bukan di matematika knapa harus blajar kalau kita sudah mengerti dasarnya, saya seniman dan saya tidak perlu mtk “imajinasi lebih baik daripada ilmu pengetahuan” albert einstein
matematika adalah pelajaran yang saya kurang paham sejak awal saya bersekolah…saya selalu fokus ketika guru mngajarkan tetapi saya masih kurang paham..kalau pelajaran lain yang menggunakan logika saya mudah paham,seperti ips,agama Islam dan seni budaya..menurut saya matematika memang adalah pelajaran yang bermanfaat tetapi sudah tidak penting lagi bila sudah memasuki peringkatt yang lebih serius seperti aljabar,gradien garis.menurut saya matematika hanya untuk mereka yang ingin menjadi arkitek,guru MTK dan semisalnya.saya ingin menjadi guru agama Islam karena saya lebih cendrung kepada pelajaran tersebut…sekian terima kasih
Saya suka matematika ketika saya paham
Saya menyukai bahasa dan kurang tertarik dengan matematika, karena matematika (yang mendalam) tidak secara langsung digunakan dalam kehidupan sehari-hari pada kebanyak orang kecuali mereka yang memang memiliki pekerjaan di bidang yang membutuhkan matematika. Menurut saya tidak ada hubungannya antara jago dalam berperan dengan matematika seperti yang dimiliki Mr. bean. Semua orang tidak harus “pandai ” bermatematika karena setiap orang unik dan memiliki kecerdasan masing-masing.
Pingback: Mathematics, A Must or Not? – Site Title