Oleh: Imam Malik* (Direktur Pusat Studi Agama dan Nasionalisme)
Terimakasih atas pertanyaan yang sangat kritis ini. Pertanyaan ini membuat saya berpikir keras untuk menemukan jawaban dan cara menjawabnya.
Sebagai pembuka diskusi saya mengajak adik-adik untuk membayangkan sebuah lampu belajar yang menggunakan tenaga listrik. Bayangkan kalian duduk di kursi menghadap ke meja belajar, kemudian kalian putar tombol lampu belajar pada titik “ON”, lalu pyaarr, lampu itu menyala menerangi meja belajar dan kalian pun lega karena bisa melihat lembaran-lembaran buku dengan jelas.
Menurut Adik-adik bagaimana lampu itu menyala? Tentu saja kalian akan menjawab dengan mudah, lampu itu menyala karena bohlam pijar itu teraliri listrik setelah kalian putar tombol pada titin ON. Apakah kalian melihat energi listrik yang mengalir melalui kabel itu? Tentu saja kalian tidak dapat melihatnya karena energi listrik memang tidak terlihat mata telanjang. Kalau kalian tidak melihat energi listrik, lalu bagaimana kalian percaya bahwa energi listrik itu ada? Saya yakin kalian akan menjawab bahwa nyalanya lampu belajar adalah bukti adanya listrik, karena tanpa listrik lampu tidak akan menyala.
Kepercayaan kalian terhadap adanya listrik tanpa melihat wujud listrik itu dapat disebut sebagai “iman”. Iman adalah meyakini adanya sesuatu dengan penuh keyakinan setelah mempelajari bukti-bukti keberadaannya walaupun tanpa melihatnya.
Demikian juga dengan keberadaan Tuhan. Tuhan adalah dzat yang tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan kehadirannya. Lalu dimanakah Tuhan berada? Dalam tradisi agama-agama, Tuhan diyakini berada dimanapun dan sangat dekat dengan manusia. Tuhan ada saat kita makan, tidur, berjalan, gembira, bersedih atau dalam kondisi apapun. Keberadaan Tuhan diyakini oleh pemeluk agama karena mereka sering kali merasakan kehadiran Tuhan.
Karena kehadiran Tuhan terasa setiap saat, maka Tuhan diyakini berada dekat sekali dengan manusia. Kehadiran Tuhan jelas sekali dapat dirasakan saat kita mengalami kejadian di luar kemampuan pikiran kita. Walaupun Tuhan hadir dalam kehidupan siapapun, tetapi hanya orang beriman yang merasakan hadirnya Tuhan karena orang yang tidak beriman mungkin saja akan menyebut peristiwa “ketuhanan” sebagai peristiwa biasa yang kebetulan langka saja.
Masyarakat beragama meyakini Tuhan maha pengasih, penyayang, pemberi dan pembawa segala kebaikan. Orang-orang beriman dalam agama apapun akan senantiasa merasakan kehadiran Tuhan bahkan melalui diri manusia sekalipun. Orang beragama Hindu, misalnya, menganggap manusia yang baik dan membawa kebaikan sebagai “avatara” atau cermin Tuhan di muka bumi. Demikian juga seorang Muslim akan menganggap keluhuran budi manusia sebagai “tajalliy” atas keluhuran Tuhan di Bumi.
Demikian lah manusia dapat mencerminkan sifat Tuhan dan manusia juga dapat merasakan kehadiran Tuhan melalui manusia yang lain. Semoga tulisan ini dapat menjawab pertanyaan dimana Tuhan berada.
Sumber gambar: http://www.telegraph.co.uk
*Imam Malik adalah alumni Center for Religious and Cross-cultural Studies – UGM, Yogyakarta, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Lab Agama dan Nasionalisme di Universitas Surya, Serpong. Ia juga mengajar mata pelajaran Agama pada sekolah anak cerdas dan berbakat istimewa “Genius Surya Institute”.
mmm menurut saya kurang tepat untuk anak :). Listrik bisa dilihat dengan teknologi (keberadaan elektron melalui mikroskop elektron). Bahkan keberadaan partikel dasar penyusun terkecil pun bisa diketahui (Boson-Higgs dengan akselerator). Sekarang mengapa Tuhan masih sulit diketahui letaknya (dimana Tuhan?). Sebenarnya kita harus balik ke konsep “Dimana” dan “Kapan”. Tuhan adalah pencipta segalanya termasuk dimensi tempat/spasial dan waktu/temporal. Bayangkan apabila seorang pencipta program komputer, dia dapat seenaknya mengubah program tersebut. Bahkan untuk menginfeksi komputer orang atau mengambil uang orang lain tanpa kenal tempat dan waktu. Nah, apabila Tuhan adalah pencipta dimensi tempat/spasial dan waktu/temporal, kenalkah Tuhan dengan konsep “Dimana” dan “Kapan”? Tuhan bisa berada di mana saja, bahkan seluruh tempat atau menghilangkan diri dari suatu tempat. Begitupun waktu, bisa di seluruh untaian waktu atau “menghilang” dari irisan waktu tsb. Konsep Tuhan selama ini hanya digambarkan sebagai objek/barang, yang menurut saya sangat salah. Tuhan adalah segalanya dan kitapun tidak bisa menafsirkan “Dimana” atau “Kapan”.
Menurut saya Itu adalah kesempatan emas dalam menjawab pertanyaan anak sebagai dasar pemikiran mereka tentang Tuhan, Penjelasan anda yg seperti itu akan sulit dipahami oleh anak-anak, dan ketika anak-anak tidak mendapatkan kepuasan dalam sebuah jawaban maka bukan tidak mungkin iman mereka akan sulit ditumbuhkan.
mantap walaupun sedikit terbersit dlm hti kenapa harus kata tuhan…? kenapa bukan kata “Allah SWT” krn pada dasarnya kata “Tuhan” masih multi makna beda dg lafadz Allah…
hem.. coba saya jawab..
Karena Tuhan itu hanya ada satu sementara ada agama-agama berbeda yg mendekatkan manusia dg Tuhan.
Bila masi sulit dimengerti, kata Tuhan berarti multi makna dipahami (dirasakan) oleh beberapa (semua) umat Islam.. Sementara di agama lain, kata Tuhan itu tidak multi makna..
Jadi coba dipahami dari sisi orang lain juga, jgn hanya diri sendiri.. Semoga membantu :))
Sebenarnya pertanyaan “Tuhan itu Ada dimana?” Adalah pertanyaan yang tak dapat dijawab. Dengan agama apapun, kita meyakini bahwa Tuhan adalah pencipta segalanya, termasuk juga ruang dan waktu. Ruang dan waktu tempat kita berAda. Dalam kitab-kitab sering disebutkan bahwa Tuhan itu dekat dengan kita. Tetapi, sebutan itu hanya metafor/analogi tentang keberadaan Tuhan. Tuhan itu sendiri tidak Ada dalam ruang dan waktu. Sehingga kita tak dapat menjawab pertanyn “dimana Tuhan?” Jika kita memaksakan menjawab bahwa Tuhan berada dalam ruang dan waktu maka, konsekuensinya ruang dan waktu lebih besar daripada Tuhan si Maha Besar.
@arif : simpel tapi jelas jawabannya…
Tuhan itu ada di atas langit.
Bukti secara fitrah yaitu ketika kita berdo’a atau butuh pada Tuhan, kita selalu menghadap ke atas, terkadang juga ada ucapan bahwa “serahkan semua pada yang diatas”. Maka fitrah itu diciptakan dari lahir dan dirusak ketika mendapat pemahaman yg keliru.
Bedakan pertanyaan antara dimana dan bagaimana? karena pertanyaan dimana sudah dijawab oleh Tuhan sendiri, namun pertanyaan bagaimana itu akan dijawab ketika hari kebangkitan.
Referensi bacaan : http://goo.gl/BOFj4s
Tuhan itu dihati kita…
Matur suwun. Setuju
Tuhan yg dimaksud pertanyaan anak2 disini adalah Sang pecipta, banyak yg meyakini kalau Tuhan itu ada dimana-mana, karena keberadaanNya itu memang dapat menjangkau semua tempat, namun kalau kita ingin mengetahui Tuhan itu dimana , secara tempat kita tak dapat menentukan, karena Dia bisa saja ada dimanapun jika Dia ingin.. Tapi bagi saya letak dimana Tuhan itu bukan lah suatu hal yg penting..
Surga adalah tempat yg diyakini begitu indah dan ciptaan Tuhan yg sempurna, banyak yang meyakini juga Tuhan bertempat disurga, sekali lagi saya katakan ” jika Tuhan menginginkan dia berada disana maka terjadilah”
Jika Tuhan itu bisa ada dimana saja..
Mintalah agar Dia ada dihati anda.. Didalam pikiran anda.. Dengan begitu anda akan lebih dekat dengan Dia..
Pikiran manusia tidak akan bisa mendalami pikiran Tuhan.. 🙂
Tetap dekat kepada Tuhan .. Karena dengan begitu anda akan hidup lebih bijaksana dan damai dan bahagia.. 🙂
Dekat denganMu itu kerinduanku.. Srbab kesempurnaan ada padaMu.. Kehidupan ini adalah bukti KeberadaanMu.. 🙂
Kalau tuhan tidak ada dalam ruang dan waktu lalu dimana? Apa benar tuhan tidak ada? Atau ada tapi di tempat lain? Berarti salah juga kalau tuhan tidak di dalam ruang dan waktu 😀
Menurut saya begini:
Tuhan adalah pencipta segalanya, dan dia adalah awal dari awal, artinya dia ada dan tidak tercipta.
Saya ibaratkan tuhan adalah partikel(dzat) awal dari semesta. Kalau teori big bang benar sebelum ada semesta ada partikel super masiv yang meledak dan berkembang menjadi semesta seperti sekarang ini. Jadi kalau MISAL tuhan adalah partikel super masiv tadi berarti alam semesta ini adalah tuhan(bagian dari tuhan) termasuk makhluk yang ada di dalamnya (saya tidak mengatakan manusi atau hewan itu tuhan, melainkan bagian dari tuhan).
Jadi kenapa ada yang mengatakan tuhan itu sangat dekat dengan manusia? Karena kita manusia dan alam semesta ini adalah bagian dari tuhan. Dan sampai sekarangpun alam semesta berkembang terus dan mungkin suatu saat semua partikel semesta akan berkumpul lagi menjadi partikel super masiv dan meledak lagi dan big bang terjadi lagi atau malah sebaliknya semesta berkembang terus hingga menghilang, siapa yang tau 😀
Kalau ada anak kecil bertanaya dimana tuhan?
Katakan tuhan adalah awal dari segala awal, dia awal dari terciptanya semesta dan dia yang menciptakan kita umat manusia beserta mahkluk lainnya.
Ibarat susu berubah menjadi keju dimana letak susunya? Ya keju itu adalah letak susunya. Sama halnya kita diciptakan tuhan dan kita hidup di dalamNya dan menjadi bagian dariNya.
Semoga membantu 😀
Deni,
Tuhan ada di atas langit, berada di atas semua makhluk-Nya. Bersemayam di atas arsy.
Kalo Menurut saya Tuhan itu ada di dalam hati kita, oleh karena itulah kita bisa membedakan mana yang benar mana yang salah.
Ketika kita melalukan sesuatu yg salah, hati pasti memberontak karena disana ada Tuhan.
Hati ga pernah salah
Putuskanlah segala sesuatu dan perkara dengan hati, segala sesuatu yang dilakukan dengan hati pasti hasilnya baik, percayalah ! Karena disitu ada Tuhan.
Tuhan itu tidak bisa di asumsikan dengan apapun krn sampai detik ini belum pernah terdeteksi dan terbukti eksistensinya. Jd jgn berikan jawaban yg membohongi anak.
Lalu si anak kembali bertanya “Jika tuhan ada, lantas siapa yg menciptakannya?”
Jawaban di atas sdh bagus, sdh sesuai dengan kemampuan nalar anak sesusia tsb. penalaran simpel antara listrik dan lampu krn setiap anak hampir tidak memiliki teknologi yg bisa melihat elektron itu sendiri.
Dengan ada nya jawaban sii anak akan lebih terarah pemikirannya sedikit demi sedikit, krn itu sedikit koreksi utk sdr Arif Newo jangan sampai anda tidak memiliki jawaban dr pertanyaan seorang krn akibatnya sii anak akan mencari jawaban sendiri di luar..hal ini akan menjadi masalah jika sii anak tidak memiliki dasar ilmunya.
Utk admin keep smile n spirit, you are The Real #revolusimental
Tuhan ada di sini. Segala sesuatu bergerak di dalam Tuhan. Baik itu manusia, bumi, jagat raya. jadi jawabannya, kita di dalam Tuhan. jadi Tuhan ada di sini.
Tuhan berada dijiwa orang yang meyakini (iman)bahwa tuhan itu ada.
Tuhan tidak perlu tempat, karena Dia yg menciptakan tempat.Jadi kalau ada pertanyaan Tuhan ada dimana? Jawab aja serahkan Tuhan mau kemana karena Beliau yang menciptakan dunia dan seisinya. Jadi tidak perlu lagi menanyakan ada di mana karena bisa menjadikan syirik karena menyamakan dengan makhluk hidup yang butuh tempat…cukup percaya bahwa Tuhan itu ada. Kalau pingin tahu keberadaan Tuhan, cukup mensyukuri ciptaanNya tidak perlu tanya ada dimana. Saya pikir itu jawaban yang paling tepat.
Tuhan ada dimana?? Dia ada dihati-mu
Setiap orang mungkin punya definisi sendiri ttg Tuhan. Sy lebih suka dg definisi bhw tuham itu ada. Mutlak. Tdk memjelma. Dan terlihat dari hukum2 yg ada di alam semesta. Misal hukum sebab akibat. Barang siapa membuat sebab dia akan menerima akibat. Adil kan.
Tahu tuhan itu siapa dan apa tentu kita hrs berkenalan dari kita sendiri kpd pencipta bumi dan segala isi serta pemilik langit itu sendiri.ū Bagaimana caranya itu hrs dicari tahu dgn sungguh dari lubuk hati kita sendiri ingin mencari dan mengenalnya. Tuhan tdk bs dijangkau oleh pikiran siapapun krn tuhan adalah segala sesuatu. Tdk bs dianalisa atau di imaginasi. Tapi tuhan membuat kita segambaran dan srupa tapi tetaplah kita terbatas krn kita sendiri adalah ciptaan. Tuhan tdk memerlukan analisa atau pikiran hebat utk menerka siapa dan bagaimana tuhan itu tp tuhan hanya perlu hati kita utk nencari tahu ttg suatu kebenaran ttg tuhan dan kehendaknya. Dan tentunya banyak jalan akan trjwb sementara jika kita kesungguhan hati mencari dan bertekun sprt mcari berlian yg paling berharga. Tapi yg pasti tuhan tdk ada bandingnya. Hanya ketulusan, kerendahan hati, pikiran dan hati yg trbuka bs menjangkaunya . Lihat, rasakan dan percayakanlah maka akan tahu dgn sendirinya. Thanks.
Pertanyaa polos anak namun sulit terjawab. Memang benar Tuhan ataupun konsep ketuhanan yang selama ini ada mengambarkan bahwa tuhan ada dimana saja, dan iman lah teknologi yang dapat melihatnya. Namun dalam konsep Islami, Tuhan atau yang disebut juga dengan Allah digambarkan berada di ‘Arsy bersama malaikat yang mengelilinginya seperti yang tersurat di Al-quran surah Thaha 20:5. Jika konsep ini ditelaah memang terasa logis apabila Tuhan berada disatu tempat. Karena apabila kita mengambarkan tuhan berada dimana saja akan terasa aneh, karena dapat disalah artikan bahwa Tuhan itu lebih dari satu. Alasan mengapa Tuhan tidak dapat dilihat oleh manusiamanusia oleh karena perbedaan dimensi. Seperti halnya frekuwensi radio, hanya frekuensi sama yang bisa ditangkap oleh antena. Sederhananya, karena perbedaan frekuensi ini lah yang menyebabkan kita tidak dapat melihatnya. Hanya iman cara paling sederhana untuk menghubungka kita dengan Tuhan tanpa harus dengan melihat langsung. Bukankah akan terasa lebih baik apabila kita tidak mempersoalkan dimanakah Tuhan dan seperti apa wujudnya. Bukti fundamental Tuhan ada adalah adanya alam semesta beserta isinya dan seluruh sistem yang menopangnya. Agama ada bukan untuk mempecah belah manusia, namun perbedaan ini yang akan menyatuka manusia seluruh dunia seperti mozaik dalam bingkai semesta yang bebeda namun berhamoni menjadi sebuah gambar.
Bismillàh. Alhamdulillah saya seorang muslim. Pertanyaan ini mudah dijawab, karena disebutkan di banyak tempat di dalam Al Quran maupun Hadits.
Jawabnya :
>>> Allah berada di atas langit, ber istiwa di atas ‘arsy…<<<
Ketika seorang anak bertanya “Tuhan ada dimana?” Kita mudah saja untuk menjawabnya, dengan mengatakan “Tuhan ada didalam hati kita”. Dengan jawaban tersebut maka anak akan berpikir bahwa ternyata Tuhan itu selalu bersama kita kapanpun dan dimanapun.
Terima kasih untuk semua tanggapan/komentar di atas. Mengingat blog ini diperuntukkan bagi anak-anak, diskusi di antara para orang dewasa tentang topik ini kami batasi hingga komentar terakhir di atas.
Salam, Pengelola anakbertanya.com