Oleh: Diryati Widyantari* (Sarjana Kedokteran)
Halo Adik-adik semua.. Sebelum menjawab pertanyaan Adik, Kakak mau tanya nih, siapa yang pernah disuntik di sekolah? Gimana sih rasanya, sakit tidak? He he, tidak apa-apa ya kalau sakit, ditahan sebentar saja. 🙂
Kegiatan adik-adik disuntik di sekolah ini sebenarnya merupakan program Dinas Kesehatan Republik Indonesia melalui Puskesmas alias Pusat Kesehatan Masyarakat di seluruh Indonesia! Salah satu agenda yang rutin dilakukan adalah pemberian imunisasi melalui suntikan vaksin di sekolah-sekolah dasar. Jenis vaksin yang diberikan juga berbeda-beda, Campak dan DT untuk anak kelas I SD, dan TT untuk kelas 2 dan 3 SD.1
Nah, sekarang Kakak mau jelaskan beberapa istilah khusus yang sempat disebutkan sebelumnya. Imunisasi itu adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga jika suatu hari orang tersebut terkena antigen yang serupa ia tidak akan sakit.2
Antigen itu semacam bagian dari suatu mikroorganisme, bisa dari dinding terluar virus, bakteri, dan sebagainya. Kekebalan tubuh sebenarnya bisa terbentuk secara pasif alias tubuh kita membuat sendiri kekebalan tubuh tanpa pemberian apa-apa. Secara umum, tubuh akan mengenali dan menyimpan contoh antigen penyakit setelah mengalami sakit tersebut.
Dokter tentunya mempunyai alasan khusus mengapa kita harus menjalani imunisasi aktif alias tidak boleh sakit dulu untuk memperoleh kekebalan tubuh. Kira-kira mengapa ya?
Seperti yang sudah Kakak jelaskan di atas, jenis vaksin yang diberikan saat imunisasi di sekolah ada tiga macam, yaitu campak, DT, dan TT. Vaksin campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang sering menyebabkan kematian pada bayi dan anak. Bahaya penyakit campak adalah panas tinggi, radang mulut dan tenggorokan, diare, radang otak, gizi buruk, dan radang paru. Cara penularannya lewat kontak langsung dan melalui pernapasan. Cara mencegahnya adalah dengan imunisasi campak pada umur 9 bulan dan diulang pada waktu kelas I SD untuk menambah kekebalan seumur hidup.1
DT adalah vaksin untuk mencegah penyakit difteri dan tetanus sekaligus. Difteri sendiri adalah penyakit radang tenggorokan yang dapat menyebabkan kematian pada anak hanya dalam waktu beberapa hari saja! Sementara tetanus adalah penyakit kejang otot pada seluruh tubuh disertai mulut sangat kaku dan tidak bisa dibuka.
Difteri menular melalui percikan-percikan ludah penderita waktu batuk dan bersin, melalui sapu tangan, handuk, dan alat-alat makanan yang dicemari kuman-kuman penyakit. Sementara penularan tetanus terjadi melalui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak bersih/steril atau melalui luka (tertusuk paku atau beling).
Difteri menyebabkan kerusakan jantung dan pernafasan tersumbat, sementara tetanus menyebabkan mulut terkancing, kaku, kejang-kejang, dan radang paru. Pencegahan keduanya ialah dengan imunisasi DPT pada saat bayi, imunisasi DT pada kelas I SD, serta Imunisasi TT pada kelas II dan III sebagai ulangan untuk menambah kekebalan seumur hidup.2
Nah, sekarang Adik-adik sudah paham kan mengapa dokter memberikan imunisasi di sekolah? Tentu saja untuk mencegah agar jangan sampai Adik-adik menderita penyakit-penyakit tadi, karena selain penyakit tersebut sangat berbahaya, menularnya juga sangat mudah dan cepat sehingga jika satu orang anak terkena akan sangat mungkin ia menularkan ke teman-teman di sekitarnya. Berbahaya sekali kan?
Lalu, mengapa sih harus disuntik? Oleh perusahaan obat memang sengaja dibuatkan vaksin dalam bentuk suntikan agar antigen langsung masuk ke aliran darah Adik-adik, supaya bisa dengan cepat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh kita! Prinsip ini juga dipakai untuk membuat obat-obat gawat darurat yang memang dibutuhkan untuk langsung bekerja dalam hitungan detik hingga menit.
Obat-obat yang biasa diminum itu akan melalui saluran pencernaan dahulu kan? Obat tersebut akan dihancurkan oleh asam lambung kemudian diproses oleh berbagai enzim pencernaan: lipase, protease, cairan empedu, dan lain sebagainya. Setelah itu baru diserap oleh dinding usus dan masuk ke dalam aliran darah. Karena tidak efektif untuk tujuan imunisasi, perusahaan obat tidak membuat vaksin campak, DT, dan TT dalam bentuk obat yang diminum. Satu-satunya vaksin yang bisa diminum adalah vaksin polio, tentu saja dengan pertimbangan spesial dan disesuaikan dengan karakteristik vaksinnya. 🙂
Sumber gambar:
Sumber informasi:
1. https://dikes.badungkab.go.id
2. http://digilib.unimus.ac.id
*Diryati Widyantari adalah sarjana kedokteran umum lulusan FK Universitas Padjadjaran, Bandung, yang berstatus sebagai dokter muda di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Ia sudah selesai menjalani seluruh rotasi departemen, dan saat ini sedang menunggu ujian nasional UKMPPD. Ia dapat dihubungi via akun Instagram.
Pemberian Imunisasi dilaksanakan ditengah aktivitas belajar atau saat sekolah dengan maksud, bahwa murid-murid akan hadir mengikuti pelajaran seperti biasa, berbeda bila masing-masing murid melakukan Imunisasi di PUSKESMAS atau Balai Pengobatan lainnya, ada kemungkinan muncul rasa TAKUT untuk disuntik bila hanya sendiri.