Mengapa kadang kita malas belajar? Ini pertanyaan yang menarik! Sebenarnya kita tidak malas. Kita hanya tidak tertarik untuk melakukannya, itu saja. Tapi, mengapa?
Mengapa kita tidak tertarik untuk belajar? Di kelas, mungkin belajar jadi membosankan, ya? Belajar jadi membosankan untuk dilakukan, mungkin karena guru lupa bahwa setiap anak itu istimewa.
Mengapa kita istimewa? Kita menjadi istimewa karena kita tidak belajar dengan cara yang sama. Ada anak yang cukup menyimak saja penjelasan gurunya, sudah mengerti apa yang harus dilakukan. Ada yang lebih suka melihat gambar-gambar penjelasan tentang apa yang harus dilakukan. Bagi anak ini, guru yang cerewet malah membuatnya pusing. Ada juga anak yang lebih suka praktek langsung, misalnya, dia mau tahu tentang sirkuit listrik dalam TV, langsung saja dia preteli tuh TV!
Tapi, walaupun begitu, sebenarnya kita suka belajar dengan banyak cara, sekaligus atau secara bertahap. Dan, dari banyak cara tersebut, ada satu atau dua cara belajar yang benar-benar kita senangi. Nah, kadang-kadang guru lupa kalau murid-murid itu cara belajarnya berbeda-beda. Kadang-kadang guru itu cara mengajarnya begitu-begitu saja.
Kalau guru suka mengajar pakai gambar, pasti anak yang suka gambar pasti senang belajar. Tapi anak yang telinganya tajam pasti sebal dengan guru ini! Kalau gurunya suka ceramah, anak yang suka gambar pasti uring-uringan saat belajar. Kalau anaknya suka praktek langsung, tapi gurunya cuma memberikan gambar lalu ceramah saja, pasti anak yang satu ini jadi kesal!
Jadi, sebenarnya kita tidak malas belajar. Kita sebenarnya suka belajar. Hanya saja, kita suka memilih dengan cara apa kita belajar. Jika kita tahu cara yang kita sukai untuk belajar, maka kita tidak akan merasa malas, bahkan, sebaliknya, kita akan selalu ingin belajar.
Oleh karena itu, sebaiknya kita mencoba memahami, cara belajar yang seperti apa yang kita sukai. Dengan demikian, kita tidak akan merasa malas untuk belajar, ya kan? Yok, semangat!
Sumber gambar: http://www.titianbakat.com
*Aprileny meraih gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris dari FKIP Universitas Jambi pada tahun 2006. Ia mengajar Bahasa Inggris di SMP Harapan Bangsa Modernhill, Pondok Cabe, Tangerang. Ia menyukai dunia linguistik terapan dalam pengajaran bahasa, sains populer, dan kajian sosial-budaya.