“Bu April, mengapa kita harus belajar?” Itu adalah pertanyaan dari siswa-siswa Ibu pada pertemuan pagi suatu hari di sekolah. Saat itu Ibu tersenyum, sama halnya ketika membaca pertanyaan ini di halaman anakbertanya.com. Sepertinya, semua anak di dunia ini setiap hari akan bertanya mengapa mereka harus belajar. Mungkin, ada yang berpendapat bahwa ada hal lain yang lebih penting daripada belajar, bekerja misalnya. Atau, ada juga anak-anak yang berpendapat bahwa lebih baik bermain daripada belajar karena menurut mereka anak-anak seharusnya bermain, bukan belajar atau bekerja.
Nah, sebelum pertanyaan tadi terjawab, yuk, mari kita pahami apa itu belajar. Belajar adalah berubah. “Berubah?” Mungkin kalian akan terheran-heran, apa hubungan antara “belajar” dan “berubah”. Untuk itu, mari kita lihat kembali buku tulis kita sewaktu kita masih kelas 1 dan 2 SD. Lihatlah bagaimana kita pertama kali mulai menulis huruf dan angka. Tentu kita akan tertawa geli melihatnya. Huruf-huruf dan angka-angka itu bentuknya aneh-aneh, tidak seperti tulisan kita sekarang yang rapi dan enak dibaca. Itulah perubahan yang terjadi pada diri kita ketika kita belajar menulis. Kita berubah dari belum tahu menjadi tahu. Kita berubah dari belum bisa menjadi bisa. Kita berubah dari belum mengerti menjadi mengerti.
Nah, mengapa kita harus belajar? Kita belajar karena dalam kehidupan kita sehari-hari kita harus melakukan banyak hal yang belum tentu kita ketahui bagaimana caranya, dan hal itu kita sebut sebagai “masalah”. Misalnya, supaya bisa menyampaikan keinginan kita kepada orang lain dengan baik dan benar, kita harus mengetahui cara berkomunikasi. Agar bisa berkomunikasi, kita harus bisa membaca dan menulis. Namun, itu belum cukup, kita harus tahu kepada siapa kita harus membicarakan keinginan kita, dengan pilihan kata yang seperti apa, kapan dan di mana tempat yang tepat untuk membicarakan hal itu. Semua langkah komunikasi itu tidak dengan tiba-tiba kita kuasai. Kita harus mempelajarinya, atau lebih tepatnya, kita berubah dari belum menguasai cara berkomunikasi menjadi bisa berkomunikasi. Dengan demikian, kita belajar berkomunikasi karena kita memiliki masalah dalam berkomunikasi.
Jadi, manakah yang lebih penting, bermain, bekerja atau belajar? Ibu April ingin mengajukan pertanyaan, “Apakah ada pekerjaan atau permainan yang tidak memerlukan pengetahuan untuk melaksanakan pekerjaan atau permainan itu?” Menurut Ibu April, sih, “Tidak ada”. Sepanjang pengetahuan Ibu April, setiap pekerjaan atau permainan memiliki seperangkat pengetahuan yang harus dijalankan pekerjanya atau pemainnya. Jadi, menurut Ibu April, sebenarnya bukan masalah mana yang lebih penting antara bekerja, bermain atau belajar. Masalah sebenarnya adalah bagaimana kegiatan belajar membuat seseorang menguasai bermacam pekerjaan dan permainan.
Sekarang, mari kita simpulkan bahwa hanya dengan belajar kita dapat menanggulangi masalah yang kita hadapi setiap hari. Kita belajar, atau tepatnya kita mengubah diri kita, dari belum mengetahui, belum memahami, atau belum menguasai, agar kita bisa menyelesaikan masalah yang datang silih berganti dalam kehidupan kita.
Sumber gambar: http://www.anneahira.com
*Aprileny meraih gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris dari FKIP Universitas Jambi pada tahun 2006. Saat ini ia mengajar sebagai guru Bahasa Inggris di SD High/Scope Alfa Indah Unit, DKI Jakarta.
Pingback: Pentingkah Pendidikan Formal? | My Sleep, My Adventure
Mengapa belajar itu penting
Apakah anak-anak boleh dipaksa belajar?