Oleh: Yohanida Nuruzzahra* (Mahasiswa SITH ITB)
Halo, adik-adik! Sebelum kita beranjak ke jawaban atas pertanyaannya, kalian harus tahu pengertian hutan dan peran hutan bagi kehidupan.
Nah, hutan merupakan sebuah tempat yang didominasi oleh pepohonan dan tumbuhan. Hutan memiliki manfaat yang sangat banyak bagi kehidupan manusia, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dari hutan, kita bisa mendapatkan kayu untuk rumah dan meja belajar, kertas untuk buku sekolah, getah pohon karet yang selanjutnya digunakan untuk ban mobil, dan masih banyak lagi.
Selain itu, hutan juga menjaga kita agar tetap dapat menghirup oksigen untuk bernapas. Hal tersebut terjadi karena pohon-pohon di hutan melakukan fotosintesis yang menghasilkan oksigen. Air yang kita gunakan untuk mandi dan minum juga merupakan salah satu kebaikan yang hutan berikan untuk kita sebagai penjaga siklus air di bumi.
Saat ini, luas hutan di dunia semakin berkurang, karena hutan banyak yang diubah menjadi rumah, perkebunan, pertambangan, dan tidak sedikit yang dilakukan secara ilegal atau melanggar hukum. Padahal, manfaat hutan bagi manusia sangat banyak, seperti yang sudah kita bahas tadi.
Negara yang memiliki luas hutan terbesar adalah Rusia, dengan luas hutan mencapai 809,9 juta hektar atau setara dengan 788,3 juta lapangan bola. Wow, besar sekali ya? Sementara luas hutan di Indonesia yang tersebar dari Pulau Sumatera sampai Pulau Papua adalah 99,6 juta hektar.
Meskipun hutan di Indonesia tidak seluas di Rusia, banyak hutan kita yang memiliki keunikan khusus sehingga harus dilindungi dan tidak diubah menjadi lahan lain. Contohnya adalah hutan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang merupakan rumah dari bunga bangkai, atau Rafflesia arnoldii. Contoh lain adalah Taman Nasional Way Kambas yang merupakan rumah dari Gajah Sumatera.
Nah, sekarang adik-adik sudah tahu ‘kan di mana hutan terluas di dunia dan manfaat hutan? Karena itu, kita semua harus bisa menjaga hutan kita dengan baik. Memanfaatkan hasil hutan seperti kayu itu boleh, asalkan kita mengelolanya dengan bijak dan tidak merusak.
Sumber gambar: http://taigaproject.wikispaces.com
*Yohanida Nuruzzahra adalah mahasiswa Program Sarjana Rekayasa Kehutanan, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung, angkatan 2012. Sebagai mahasiswa, ia aktif di Himpunan Mahasiswa Rekayasa Hayati (HMRH) ITB dan Lingkung Seni Sunda (LSS) ITB.
cool