Oleh: Muhamad A. Martoprawiro (Kimiawan)
1. Hampir semua orang pernah menambahkan garam dapur ke dalam makanannya ketika makanan itu terasa kurang enak. Hampir semua orang juga tahu bahwa garam harganya amat murah. Tapi apakah mereka semua tahu bagaimana garam dibuat?
Tahukah kamu bahwa keringat dan air mata kita mengandung garam? Nah, garam bisa “dibuat” dari keringat dan air mata lho. Caranya sederhana. Kumpulkan air mata orang-orang yang menangis dalam suatu wadah. Lalu biarkan wadah itu di bawah terik matahari. Suatu saat, walaupun air mata belum menguap semua, mulai terbentuk endapan, yaitu padatan di dasar wadah air mata tersebut. Mengapa terbentuk endapan? Karena pada saat itu, garam atau zat lain yang terkandung dalam air mata, tidak bisa semuanya larut dalam air karena jumlah air berkurang oleh penguapan, sehingga terjadilah endapan. Artinya, air yang tersedia sudah tidak sanggup lagi melarutkan semua garam yang ada.
Bagaimana cara mengetahui bahwa yang mengendap itu adalah garam? Kita tahu caranya kalau kita mengetahui sifat garam. Ya, salah satu sifatnya adalah rasanya yang asin. Jadi, tanpa harus menunggu air matanya menguap semua, kita saring air mata yang telah mengandung endapan tersebut. Setelah itu, ambil secuil padatan endapan hasil penyaringan, lalu coba rasanya di lidah.
2. Membaca uraian di atas, beberapa di antara kamu mungkin protes: “Garam diambil dari air laut, bukan dari air mata!” Ya, kamu benar, anggaplah alinea di atas hanya canda ilmiah. Tapi proses “pembuatannya” tetap seperti di atas, yaitu air laut dibiarkan di bawah terik matahari agar menguap, hingga terbentuklah endapan berupa kristal garam.
Yang menarik, tidak ada catatan sejarah tentang “pembuatan” garam dengan cara yang berbeda. Sepanjang sejarah peradaban manusia, garam dibuat dengan cara itu. Berbeda dengan cara pembuatan zat lain, misalnya asam sulfat, yang berubah caranya dengan perkembangan teknologi, “pembuatan” garam secara prinsip tetap tidak berubah.
Mengapa saya selalu menggunakan tanda kutip pada kata “dibuat” atau “pembuatan” di atas? Seorang ahli kimia tidak menggunakan istilah “pembuatan” untuk proses di atas, melainkan pemisahan. Garam yang diperoleh dari air laut melalui proses pemisahan, karena garam dengan sifatnya yang asin itu sebetulnya telah ada dalam air laut. Yang dilakukan hanyalah memisahkannya dari air dan dari zat-zat lainnya yang juga terdapat dalam air laut.
Suatu zat dikatakan dibuat melalui proses pembuatan jika zat itu diperoleh dari zat lain yang sifatnya berbeda. Sebagai contoh, asam sulfat yang cair dapat dibuat dari gas belerang trioksida, atau alkohol bisa dibuat dari minyak bumi.
3. Sekarang, kamu sudah tahu bagaimana garam dapur diperoleh. Kamu juga seharusnya sudah bisa membedakan istilah “pembuatan” dan “pemisahan”. Silakan cari zat-zat lain yang kita gunakan sehari-hari, dan coba temukan bagaimana zat-zat itu diperoleh atau dibuat. Coba pikirkan, apakah prosesnya berupa pemisahan atau pembuatan.
Ilustrator: Frans Mateus Situmorang
Sumber gambar: http://sosbud.kompasiana.com