Oleh: Patria Wardana Yuswar* (Dokter)
Hai Syifa, pertanyaan kamu bagus sekali! Kita bahas arti ‘masuk angin’ dahulu ya. Seseorang biasanya dianggap masuk angin jika merasa tidak enak badan dan lelah, bisa disertai perut kembung, demam, pilek, diare, mual, dan lain-lain. Akan tetapi, sebenarnya angin tidak bisa menembus kulit dan masuk ke dalam organ tubuh karena kulit tidak mempunyai celah-celah yang bisa ditembus oleh angin.
Dalam istilah ilmu kedokteran Barat, istilah penyakit masuk angin memang tidak dikenal. Istilah yang sebenarnya paling mendekati masuk angin adalah “catch a cold”, dikenal juga sebagai sindrom flu. Sindrom flu ini diakibatkan oleh aktifnya sistem imun tubuh, yang seringkali terjadi karena adanya infeksi virus influenza atau kuman lainnya. Jadi, kemungkinan besar orang yang merasa masuk angin sebenarnya sedang sakit flu, maag, atau penyakit lainnya. Tetapi karena gejalanya mirip-mirip, semuanya digolongkan sebagai masuk angin.
Nah, selanjutnya kita bahas kerokan, yang konon dipercaya sebagai obat mujarabnya masuk angin. Kerokan bisa diartikan sebagai upaya menyembuhkan gejala penyakit dengan cara mengerik kulit (biasanya di punggung atau dada) dengan benda keras (misalnya koin atau batu).
Kerokan bukan memperlebar pembuluh darah, melainkan membuat pembuluh darah terkecil (pembuluh kapiler) di permukaan kulit menjadi pecah. Semakin keras dan dalam kerokannya, semakin banyak pembuluh kapiler yang pecah, dan semakin merah atau keunguan pula warna kulitnya. Jadi, sebenarnya warna merah tersebut tidak berhubungan dengan derajat penyakit atau gejalanya, tetapi berhubungan dengan banyak pembuluh kapiler yang pecah.
Apakah kerokan benar-benar bermanfaat? Sejumlah teori menyatakan kalau kerokan bisa merangsang produksi hormon endorfin (hormon penghilang rasa sakit) sehingga membuat badan terasa lebih enak. Sayangnya, sampai saat ini kerokan belum terbukti secara ilmiah bisa menyembuhkan penyakit.
Semoga rasa penasaran kamu terjawab ya!
Sumber gambar: https://wartamedika.com
*Patria Wardana Yuswar adalah adalah dokter lulusan Universitas Indonesia. Ketika masih mahasiswa, ia pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi di badan jurnalistik. Ia gemar menulis topik medis untuk awam dan profesional, serta terlibat di dalam penulisan berbagai buku-buku dan situs web medis.
Kalau warna merah itu karena pembuluh yg pecah, mengapa warna merah ini tidak terjadi pada badan yg di kerok saat kondisi fit?
Mewakili sekali… Bagian yg plng nyeri kalau dikerok pst lbh merah padam sedangkan bagian tdk terlalu nyeri tidak akan terlihat terlalu memerah