Ketika Ibu April mendapati pertanyaan, “Apa perbedaan kehidupan di desa dan di kota?”, Ibu tersenyum kecil karena sebagai guru yang bertugas di kota Jakarta, Ibu memiliki pengalaman masa kecil sebagai anak desa. Nah, Ibu akan menjelaskan perbedaan hidup di desa dan di kota yang meliputi beberapa hal, yaitu jenis pekerjaan dan jenis penguasaan tanah, kekerabatan dan keakraban, dan tradisi.
Pertama, kita akan membandingkan jenis pekerjaan dan jenis penguasaan tanah di desa dan di kota. Di desa, penduduknya terutama bekerja mengelola tanah dan hasil tanah sebagai petani. Mereka secara bersama-sama menguasai dan mengelola suatu bidang tanah untuk menghasilkan bermacam-macam hasil pertanian. Penguasaan tanah pertanian ada di tangan beberapa kelompok penduduk, dan tidak jarang, pada masa kini, tanah-tanah pertanian itu dikuasai oleh penduduk secara perseorangan, sehingga yang lain hanya menjadi buruh tani. Sementara di kota, tanah dijadikan kawasan industri dan perdagangan. Hal tersebut memengaruhi jenis pekerjaan. Di dunia industri, ada banyak jenis pekerjaan, mulai yang memerlukan pendidikan tinggi dengan gaji yang besar sampai ke jenis pekerjaan manual yang hanya memerlukan tenaga kasar dengan upah rendah.
Kemudian, kita juga akan membandingkan kekerabatan dan keakraban penduduk desa dan kota. Pada mulanya, desa dihuni oleh suatu rumpun keluarga tertentu. Mereka terhubung tali kekeluargaan yang cukup dekat. Satu penduduk dengan yang lain masih dapat saling mengenali lelulur mereka dan mereka masih saling menyebut sanak-keluarga satu sama lainnya. Oleh karena itu, kedekatan dan keakraban penduduknya cukup tinggi. Sementara di kota, karena kota merupakan wilayah yang ditujukan sebagai pusat industri dan perdagangan, maka penduduknya adalah orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengisi pos-pos pekerjaan tersebut. Penduduk kota berasal dari daerah yang berbeda-beda, bahkan ada kota-kota tertentu penduduknya berasal dari negara lain. Nah, karena penduduk kota berasal dari tempat yang berbeda-beda, pergaulan antara penduduk tidak begitu dekat dan akrab.
Yang terakhir kita akan membandingkan tradisi di desa dan di kota. Tingginya ikatan kekerabatan di desa juga memengaruhi tradisi yang melandasi cara berpikir, bertindak dan bekerja. Karena itu, penduduk desa umumnya memiliki kepercayaan yang sama terhadap berbagai hal. Sebagai petani mereka percaya bahwa keterkaitan antara cara mengelola air, tanah, dan bertani memengaruhi hasil pertanian. Oleh sebab itu, petani memiliki cara khusus secara bersama-sama untuk membagi air sesuai dengan kebutuhan dan membagi waktu bertani sesuai dengan kemampuan tanah untuk diolah. Sementara tradisi penduduk kota adalah percampuran antara banyak tradisi. Penduduk kota mengambil manfaat dari banyak tradisi yang sesuai dan tidak mengunakan tradisi yang tidak cocok. Bahkan, ada tradisi baru yang muncul sebagai akibat dari usaha untuk hidup bersama yang saling menguntungkan. Tradisi penduduk kota mengutamakan kecepatan, ketepatan, dan persaingan. Hal ini terjadi karena penduduk kota harus bersaing dalam pekerjaannya yang diukur dari kecepatan dan ketepatannya bekerja.
Nah, perbedaan kehidupan di desa dan di kota ini hanyalah sebagian kecil dari kisah kehidupan sebenarnya. Masih banyak hal lain yang bisa digali. Kita bisa melanjutkan bertanya, “Bagaimana dengan desa nelayan? Bagaimana kehidupan di desa nelayan?” Untuk itu, rajinlah-rajinlah membaca dan bertanya. Atau kamu bisa berkunjung ke desa nelayan suatu hari, agar pemahaman kamu tentang kehidupan bertambah dalam.
Sumber gambar: http://www.bimbingan.org
*Aprileny meraih gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris dari FKIP Universitas Jambi pada tahun 2006. Saat ini ia mengajar sebagai guru Bahasa Inggris di SD High/Scope Alfa Indah Unit, DKI Jakarta.