Oleh: Hendra Gunawan* (Matematikawan)
Aljabar merupakan salah satu cabang matematika yang berurusan dengan objek matematika (katakanlah bilangan yang tidak diketahui nilai persisnya), dan menggunakan lambang seperti x dan y ketika mempelajarinya.
Dalam aljabar, sifat-sifat yang dimiliki oleh operasi yang dapat dilakukan pada objek tersebut (bayangkan penjumlahan dan perkalian) dipelajari, dan kemudian menjadi ‘senjata’ ketika kita berhadapan dengan suatu masalah terkait objek tersebut.
Sebagai contoh, misalkan kita ingin menemukan semua bilangan yang nilainya sama dengan kuadratnya. Bila kita tuliskan bilangan itu sebagai x, maka kita mempunyai persamaan x = x2. Nah, apakah persamaan ini mempunyai solusi? Bagaimana cara menemukan solusinya? Apa saja yang dapat dilakukan untuk mendapatkan solusinya? Ini merupakan persoalan aljabar.
Orang Babilonia sudah ber-aljabar ria tiga atau empat ribu tahun yang lalu. Demikian juga dengan orang Yunani Kuno dua ribu tahun yang lalu. Diophantus, misalnya, mempelajari ‘persamaan linear’ seperti 3x + 4y = 5, dengan x dan y bilangan bulat yang ingin dicari.
Pada abad ke-8 hingga abad ke-12 Masehi, matematika pun berkembang di Timur Tengah, dan Al-Khwarizmi (780-850 M), seorang matematikawan asal Persia, mempelajari persamaan linear dan persamaan kuadrat secara sistematis.
Karena karyanya itulah Al-Khwarizmi kemudian dianggap sebagai perintis bidang aljabar. Nama Al-Khwarizmi juga diabadikan dalam kata algoritma, yang berarti langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan.
Sumber gambar: https://en.wikipedia.org/
*Hendra Gunawan adalah dosen matematika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, sejak 1988. Pada tahun 2013, ia menggagas blog anakbertanya.com dan sejak itu mengelola blog tersebut yang menerbitkan jawaban para pakar atas berbagai pertanyaan anak-anak.