Oleh: Hanief Trihantoro* (Pengelola “DuniaAstronomi.com“)
Halo, Ditto. Matahari kita memang ukurannya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan Bumi. Diameternya sekitar 1,4 juta km, atau mencapai 109 kali ukuran Bumi. Kalau kita andaikan bahwa Bumi seukuran bola tenis, maka Matahari akan menjadi bola raksasa berdiameter 7 meter!
Tapi jangan salah ya, di antara milyaran bintang di galaksi Bimasakti kita ini ada banyak bintang dengan berbagai ukuran. Ada yang lebih kecil dan ada juga yang lebih besar. Antares adalah salah satu contoh bintang yang lebih besar dari Matahari. Bintang paling terang di rasi Scorpius ini berukuran 883 kali Matahari! Sungguh besar sekali, bukan? Tapi Antares ternyata bukan bintang yang paling besar yang pernah diamati oleh para astronom dunia. Bintang terbesar saat ini adalah UY Scuti, yang berukuran 1.700 kali Matahari! Jika sekarang Matahari seukuran bola tenis, maka bintang UY Scuti ini akan menjadi bola super besar berdiameter hampir 11 km! Coba baca juga artikel tentang bintang terbesar ini: https://anakbertanya.com/bintang-apakah-yang-paling-besar/.
Kini kita tahu bahwa Matahari bukanlah bintang paling besar di galaksi Bimasakti. Tapi, barangkali Ditto dan teman-teman lainnya pernah bertanya-tanya mengapa hanya ada sedikit bintang terang di langit malam? Jawabannya adalah karena letak bintang-bintang itu sebenarnya sangatlah jauh dibandingkan Matahari. Akibatnya cahaya mereka menjadi sangat redup jika dilihat dari Bumi. Matahari bisa tampak begitu terang karena letaknya yang cukup dekat dari Bumi.
Bayangkan saja kalau ada banyak bintang seterang Matahari di langit kita, tentu saja tidak akan ada malam hari, bukan? Langit kita akan selalu terang sepanjang waktu dan Bumi akan menjadi lebih panas. Maka dari itu, sungguh beruntung sekali Bumi memiliki siang dan malam seperti sekarang ini. Kita jadi bisa beraktivitas di siang hari dan beristirahat di malam hari.
Sumber gambar: https://upload.wikimedia.org
*Hanief Trihantoro adalah pengelola DuniaAstronomi.com. Ia mendapatkan gelar Sarjana dalam bidang Astronomi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung. Sekarang ia bekerja di Puspa Iptek, Kota Baru Parahyangan, Padalarang – Bandung.
Bagiku itu bukan hanya kebetulan, bukan sulap, bukan pula seharus nya begitu (yang menurut “orang terpintar” adalah teori big bang) tapi itu semua adalah campur tangan Sang Creator Yang Maha Agung, yang memilih matahari dari ribuan, jutaan, bahkan milyaran bintang di alam semesta ini, sebagai bintang yang paling istimewa untuk penerang bumi…..