Oleh: Philips N. Gunawidjaja* (Fisikawan)
Pelangi pelangi… Alangkah indahmu…
Merah, kuning, hijau…Di langit yang biru…
— cuplikan lagu “Pelangi”, karangan AT Mahmud
Lagu “Pelangi” karangan AT Mahmud merupakan lagu yang terkenal, hampir setiap anak pernah mendengar bahkan menyanyikan lagu tersebut. Hampir setiap anak tentunya juga pernah melihat pelangi, ya kan?
Pelangi merupakan sebuah fenomena alam yang biasanya terjadi setelah hujan reda. Pelangi terdiri dari tujuh warna: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Satu hal yang seringkali membuat orang penasaran adalah: jika pelangi terdiri dari tujuh warna, mengapa warna merah pada pelangi selalu di atas?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mengenal sifat dan ciri-ciri cahaya Matahari. Cahaya Matahari yang terlihat putih oleh mata kita sebetulnya terdiri dari berbagai macam warna yang dapat terurai ketika melewati benda tertentu seperti butiran air. Proses terurainya cahaya Matahari ini akrab disebut dengan istilah pembiasan.
Nah, warna-warna yang terurai tadi dibiaskan pada sudut tertentu. Warna merah merupakan warna yang terbiaskan paling sedikit, sedangkan warna ungu merupakan warna yang terbiaskan paling banyak. Karena itulah warna merah pada pelangi selalu tampak pada posisi di atas, sedangkan warna ungu selalu tampak pada posisi di bawah.
Sumber gambar:
1. http://penjagahati-zone.blogspot.co.id
2-3. http://chandra.harvard.edu
*Philips N. Gunawidjaja adalah seorang fisikawan yang menjadi dosen di Universitas Parahyangan, Bandung, sejak tahun 2005. Ia mendapatkan gelar doktor dalam bidang Fisika Zat Padat dari University of Warwick, Inggris, pada tahun 2004.
oh…..begitu yah…..baru tahu saya proses terjadinya seperti itu, terimakasih infonya yah…