Oleh: Diryati Widyantari* (Mahasiswa FK Unpad)
Halo Dik Reveal, pertanyaan yang bagus nih. Pertanyaan Adik sebenarnya bisa ditinjau dari berbagai macam bidang ilmu loh. Mulai dari Geografi, Biologi Evolusi, sampai Biologi Molekuler. Tapi sekarang Kakak akan menjawab dari bidang yang Kakak dalami saja ya, yaitu ilmu kedokteran umum.
Adik tahu embriologi? Embriologi adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang embrio manusia beserta seluruh tahapan perkembangan manusia selama dalam kandungan. Saat sel sperma dan sel telur bersatu (pembuahan), kedua inti sel pun bergabung menjadi satu. Dan ternyata warna kulit seseorang juga ditentukan dalam proses ini.
Contohnya, ada seorang anak bernama Desi, dia berkulit putih. Ternyata, ayahnya berkulit putih dan ibunya berkulit cokelat. Jadi, saat proses pembuahan, Desi mendapat gen warna kulit putih dan cokelat. Namun, warna kulit putih yang dominan dan menjadi warna kulit Desi, sementara warna kulit cokelat menjadi resesif yang tidak nampak. Saat Desi sudah besar dan mempunyai anak, anaknya bisa saja berkulit cokelat padahal Desi dan suaminya sama-sama berkulit putih. Anak Desi mendapat gen kulit cokelat dari neneknya.
Selain dari gen turunan orang tua, warna kulit manusia juga dipengaruhi oleh lingkungan. Coba Adik perhatikan, kenapa ya orang-orang dia Eropa berkulit putih sedangkan di Indonesia kebanyakan berkulit cokelat? Padahal sama-sama manusia ya… Kecuali pada kasus kelainan warna kulit (misalnya albino: orang yang tidak memiliki melanin), manusia memiliki struktur kulit yang sama. Nah, sekarang ayo kita intip histologi (ilmu yang mempelajari struktur tubuh lewat mikroskop) kulit normal…
Warna kulit manusia dipengaruhi oleh banyaknya melanin (zat pigmen kulit) pada kulit. Semakin banyak melanin, semakin gelap warna kulit seseorang. Melanin diproduksi oleh melanosit, sel khusus di lapisan dermis kulit. Oh ya, kulit manusia terdiri dari lapisan epidermis yang paling luar, lapisan dermis di tengah-tengah, dan lapisan subkutan yang paling bawah. Banyak hal yang bisa memengaruhi produksi melanin, contohnya hormon dari otak, dan sinar ultraviolet Matahari.
Sekarang, Adik bisa tahu ‘kan kenapa warna kulit orang Eropa dan Indonesia berbeda? Karena matahari bersinar sepanjang tahun di Indonesia, sementara di Eropa bervariasi di setiap musimnya. Jadi, kalau tinggal di Indonesia, kita lebih banyak terkena sinar ultraviolet Matahari yang membuat melanosit memproduksi melanin lebih banyak sehingga warna kulit kita kecokelatan deh… Tapi jangan lupa ada juga faktor gen orang tua, jadi jangan heran kalau ada orang Eropa yang tinggal di Indonesia tetap saja berkulit putih.
Kesimpulannya, warna kulit setiap orang berbeda karena gen warna kulit yang didapat dari orang tua dan juga pengaruh lingkungan tempat tinggal. Ingat warna kulit, ingat kerja keras melanosit ya…
Sumber gambar: http://raygates.me
*Diryati Widyantari tercatat sebagai mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Unpad sejak tahun 2012. Selain ilmu kesehatan, ia tertarik dengan ilmu psikologi kognitif, sejarah Islam, dan juga ilmu komunikasi. Saat ini, ia juga aktif di berbagai kegiatan kemanusiaan, sebagai donatur ataupun sukarelawan.
Apakah kesalahan konsumsi makanan pada saat masa kandungan bisa mempengaruhi warna kulit anak?