Oleh: David Gabriel* (Mahasiswa SITH ITB)
Halo Sarah dan adik-adik semua! Apa yang dikatakan oleh mama Sarah itu benar bahwa Indonesia kaya. Tapi kamu heran mengapa banyak orang miskin ya? Kakak akan coba menjawab pertanyaan ini.
Karena Kakak kuliah di jurusan pertanian, Kakak akan coba memberi contoh kekayaan Indonesia di bidang pertanian. Menurut buku yang Kakak baca, tanah di Indonesia yang dapat digunakan untuk pertanian, misalnya untuk menanam padi, jagung, dan lain-lain, adalah 53,71 juta hektar. Luas sekali ‘kan?
Dengan lahan sebesar itu, jumlah orang miskin di Indonesia seharusnya tidak banyak. Kalau kita bandingkan dengan negara Jepang, luas lahan pertanian di Jepang hanyalah 412.218 hektar atau hanya 0.76 % dari luas tanah yang digunakan untuk di pertanian di Indonesia.
Akan tetapi Jepang bisa memberi makan 80% penduduknya yang jumlahnya 128 juta orang (80% dari 128 juta orang sama dengan 102,4 juta orang), sedangkan Indonesia yang memiliki tanah pertanian sebesar 130 kali lipatnya tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyatnya dari pertanian sendiri dan harus membeli makanan dari luar negeri.
Indonesia memang sangat kaya seperti kata mama Sarah. Tanah pertaniannya sangat luas dan subur sehingga dapat membuat banyak tanaman tumbuh sehingga seharusnya banyak orang yang kaya. Akan tetapi, banyak orang Indonesia yang tidak dapat mengelola dengan baik kekayaan alam negara Indonesia, antara lain karena tidak menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai tambah pada kekayaan alam kita.
Selain itu, kurangnya perhatian Pemerintah dalam mengelola kekayaan di Indonesia, termasuk di bidang pertanian, dan juga banyak orang yang suka korupsi untuk membuat dirinya sendiri kaya, dapat menjadi penyebab mengapa masih banyak orang miskin, padahal negara kita kaya.
Eh tapi kita tidak boleh cuma bisa menyalahkan Pemerintah dan penduduk Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia, kita harus belajar supaya pintar dan bisa mengelola kekayaan Indonesia sesuai dengan cita-cita kita.
Selain itu, kita harus mau memberi kepada orang miskin, karena kalau kita mau memberi, ketika kita sudah besar kita jadi terbiasa memberi. Nantinya, ketika kita menjadi bagian dari Pemerintah, kita akan berusaha untuk membuat rakyat kita kaya, bukan cuma untuk memperkaya diri sendiri.
Sumber gambar: http://www.tubasmedia.com
*David Gabriel adalah mahasiswa Program Sarjana Rekayasa Pertanian, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung, angkatan 2012. Ia adalah lulusan dari SMAN 14 Jakarta. Sebagai mahasiswa di ITB, ia aktif di Divisi Pengabdian Masyarakat, Himpunan Mahasiswa Rekayasa Hayati ITB.
mohon maaf, saya masih belum paham mengenai batasan dalam memberikan jawaban pada anak-anak, namun menurut pendapat saya memberikan jawaban normatif juga bukan hal yang tepat. Jawaban normatif sangat rawan muncul saat kita ditanya topik seputar bidang sosial sains mengingat menyederhanakan kompleksitas pada social science lebih sulit dari menyederhanakan kompleksitas pada natural science. Mohon pencerahannya, terimakasih
Siapakah yang pantas di salahkan jika sekarang tidak bisa swasembada pangan? Jawaban yang mudah adalah pemerintah indonesia dengan para pemimpinnya. Apalagi negeri yang kaya akan sumberdaya alam dan mineral ini, telah terjadi kan pada para pemilik modal baik domestik maupun asing, para pengusaha yang juga koruptor itulah yang bikin hal ini bisa terjadi hingga rakyat indonesia tidak bisa menikmati hasil kekayaan Alam; minerba; bahkan tanah yang subur tidak bisa menikmati harga pangan murah.