Wawancara dengan: Bambang Budiono* (Pakar Teknik Sipil)
Kita sering takjub melihat gedung-gedung yang sangat tinggi. Mereka berdiri dengan kokohnya meskipun banyak aktifitas yang dilakukan di dalam gedung, angin menerpanya setiap hari, dan kadang ada juga gempa bumi yang menggoyangnya. Tentu saja membangun gedung-gedung pencakar langit tersebut tidak boleh sembarangan, Nah kali ini Kak Dea mewawancarai Prof.Ir. R. Bambang Budiono, ME.,Ph.D., dosen teknik sipil ITB. Dan inilah hasil wawancaranya, semoga kalian suka membacanya ya.
Dalam membangun gedung pencakar langit, hal pertama yang harus diperhatikan adalah rancangan gedungnya, di sini arsitek dan insinyur teknik sipil bekerja sama untuk membuat rancangan gedung yang kuat dan stabil. Perbandingan antara tinggi dan lebar harus diperhatikan agar gedung stabil. Titik berat masing-masing lantai pada gedung juga harus berada di daerah tengah lantai agar gedung stabil dan tidak goyang berlebihan yang menggangu kenyamanan penghuninya.
Setelah kita mempunyai rancangan gedung yang diinginkan, kita juga harus membuat fondasi yang kuat. Apakah kalian tahu sebenarnya tempat parkir di basement itu apa? Yap, kalian benar… itu adalah juga bagian dari fondasi gedung. Kadang-kadang fondasi basement dilengkapi dengan fondasi tiang bor di bawahnya. Fondasi adalah pengikat gedung dengan tanah. Semakin kuat fondasinya, gedung tersebut akan semakin stabil terhadap goncangan dan gaya horizontal seperti angin dan gempa bumi.
Selain itu material untuk gedung pencakar langit tentu harus kuat. Coba banyangkan jika ada rangka yang kurang kuat sehingga mudah runtuh, bisa dipastikan umur gedung tersebut sangat singkat. Supaya gedung tidak runtuh ketika ada gempa bumi, struktur atau rangkanya tidak boleh terlalu kaku atau getas. Keruntuhan getas gedung dapat dibayangkan seperti batang korek api kayu yang kaku dan mudah dipatahkan.
Sekarang bayangkan karet. Karet memiliki elastisitas yang tinggi sehingga tidak mudah untuk dipatahkan atau dipotong. Tetapi tentunya kita tidak mungkin membangun gedung yang sangat elastis seperti itu karena gedung akan bergoyang saat ada angin atau gempa bumi yang menerpanya. Nah, jadi gedung yang tinggi harus cukup kaku tapi tidak terlalu kaku dan cukup elastis atau fleksibel, agar tidak mudah patah atau roboh.
Untuk membangun gedung seperti itu, dibutuhkan kerangka dan dinding yang kuat. Kerangka terdiri dari balok-balok mendatar dan kolom-kolom (tiang-tiang) vertikal yang dihubungkan satu sama lainnya menjadi satu struktur yang cukup kaku dan kuat. Biasanya rangka dan dinding ini terbuat dari beton dengan tulangan baja. Bisa juga rangka terdiri dari kombinasi rangka baja yang dibalut dengan beton dan dihubungkan dengan dinding beton. Rangka baja sangat kuat tapi tidak cukup kaku (fleksibel) sedangkan beton sangat kaku, sehingga kombinasi keduanya akan menghasilkan kerangka yang ideal. Bila rangka masih fleksibel, maka rangka dihubungkan dengan dinding yang cukup kaku dan kuat yang terbuat dari beton, agar kombinasinya memiliki kekakuan dan kekuatan yang dibutuhkan.
Nah, itu tadi hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun gedung pencakar langit. Semoga kalian tertarik dan dapat menambah pengetahuan ya. Tunggu terus cerita dari Kak Dea; sampai jumpaaa…. (/DEA)
Sumber gambar: http://www.thamrinnine.com
*Bambang Budiono tercatat sebagai dosen Teknik Sipil ITB sejak 1987. Gelar doktor diperolehnya dari School of Civil Engineering, University of New South Wales (UNSW), Sydney, Australia pada tahun 1996.