Oleh: Dasapta Erwin Irawan* (Geolog)
Adik-adik coba ambil seember air, jangan terlalu banyak. Cukup untuk merendam sebagian tangan adik-adik. Sekarang perhatikan lekukan jari-jari dan ruang diantaranya. Jari-jari akan terlihat menjorok masuk ke dalam air, itu akan mirip dengan tanjung di alam yang sebenarnya. Sebaliknya, ruang di antara jari merupakan teluk.
Dari eksperimen kecil tadi Adik-adik bisa memahami arti dari kata-kata tanjung dan teluk. Kedua jenis bentang alam itu ada di pantai. Tanjung adalah daratan yang menjorok ke dalam laut, sedangkan teluk adalah bagian laut yang menjorok ke arah daratan.
Sekarang kembali ke pertanyaan, bagaimana tanjung dan teluk terbentuk? Ini akan sangat berkaitan dengan ilmu geologi, ilmu yang mempelajari batuan. Di tepi lautan, batuan itu akan membentuk pantai. Di satu pantai, batuan yang berbeda jenis dan kekerasannya bisa tegak lurus garis pantai, sementara di pantai yang lain, batuan yang berbeda jenis dan kekerasannya melintang sejajar garis pantai.
Sekarang kita bicara proses yang terjadi di pantai. Adik-adik pasti tahu kalau gelombang laut akan pecah berbuih di tepi pantai. Gelombang itu mempunyai energi yang besar, menghantam dan mengikis batu-batu yang ada di tepi pantai, termasuk bebatuan yang kakak ceritakan di atas tadi. Bebatuan yang keras akan lebih tahan dari pengikisan, tetapi batuan yang lebih lunak akan pecah dan hanyut menjadi pasir. Dalam jangka panjang, yang satu akan membentuk tanjung, dan yang lain membentuk teluk.
Hal yang berbeda terjadi pada pantai dengan jenis batuan yang menyebar sejajar dengan garis pantai. Proses pengikisannya juga akan seragam. Di pantai seperti ini pengikisan teluk dan tanjung tidak sedalam di pantai yang sebelumnya.
*Dasapta Erwin Irawan adalah seorang geolog yang mendalami ilmu air tanah. Ia meraih gelar doktor dalam bidang ilmu air tanah dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 2009. Dunia pendidikan adalah passion-nya, sehingga ia memutuskan untuk menjadi dosen di almamaternya, yaitu ITB.