Oleh: Avivah Yamani* (Astronom & Pengelola “langitselatan.com“)
Apa yang terjadi jika Bumi tidak berotasi? Jawabannya, Bumi tidak akan pernah diam dan akan terus berotasi pada sumbunya atau kita sebut saja Bumi akan terus berputar terhadap dirinya sendiri. Bahkan ketika Matahari sudah tua dan dingin pun Bumi akan terus berotasi.
Tapi bagaimana jika Bumi diam?
Salah satu efek dari rotasi Bumi adalah adanya siang dan malam. Bumi kita berotasi selama 1 hari pada sumbunya. Artinya, selama satu hari itu, ada bagian di permukaan Bumi yang berhadapan dengan Matahari dan mengalami siang, dan ada bagian Bumi yang tidak terkena sinar Matahari yang mengalami malam. Jadi dalam 24 jam, untuk kita di Indonesia, siang itu 12 jam dan malam juga 12 jam.
Kalau Bumi diam, maka Bumi akan tetap berputar mengelilingi Matahari tapi tidak berputar pada sumbunya. Akibatnya, panjang hari di Bumi akan sama dengan panjang tahun di Bumi atau 1 hari di Bumi baru akan berakhir setelah 365 hari. Kita semua di Bumi akan mengalami setengah tahun siang dan setengah tahun malam.
Tak hanya itu. Bagian Bumi yang mengalami siang yang panjang akan sangat panas sedangkan yang mengalami malam akan sangat dingin karena tidak memperoleh sinar Matahari. Efek lainnya, tidak ada lagi musim di Bumi.
Tapi, bencana juga bisa terjadi di Bumi ketika Bumi yang tadinya berputar pada sumbunya tiba-tiba menjadi diam.
Bumi berputar sangat cepat tiap jamnya. Ketika Bumi berputar, semua benda di dalam Bumi ikut berputar dengan kecepatan yang sama. Jadi bila Bumi tiba-tiba berhenti, semua benda di dalamnya masih akan terus bergerak dengan kecepatan tinggi dan akibatnya terjadilah bencana. Bangunan akan runtuh, lautan akan meluap dalam gelombang pasang yang besar dan akan ada angin atmosfer yang sangat kencang menyapu permukaan.
Efek paling besar akan dirasakan di bagian Khatulistiwa. Semakin jauh dari ekuator atau semakin dekat ke kutub kecepatan rotasi Bumi semakin rendah. Jadi, jika kita berada di kutub utara atau selatan, kita hampir tidak akan merasakan akibat dari berhentinya perputaran Bumi tersebut.
Sumber gambar: http://www.learner.org
*Avivah Yamani mendapatkan gelar magister dalam bidang Astronomi dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 2007. Hijrah dari kajian Sistem Keplanetan yang sempat digeluti saat kuliah ke bidang komunikasi sains, ia saat ini aktif sebagai astronom komunikator dan pengelola langitselatan.com.
dalam Al Qur’an disebutkan saat terjadinya kiamat, gunung2 berteebangan bagaikan kapas……….. menengok dari artikel diatas, sepertinya ada korelasi antara bumi berhenti berputar dan terjadinya hari kiamat.
”Jadi bila Bumi tiba-tiba berhenti, semua benda di dalamnya masih akan terus bergerak dengan kecepatan tinggi dan akibatnya terjadilah bencana. Bangunan akan runtuh, lautan akan meluap dalam gelombang pasang yang besar dan akan ada angin atmosfer yang sangat kencang menyapu permukaan”..apa iya?..bukankah itu semua dalam lingkup atmosfer yg terpengaruh grafitasi bumi?..semua ikut berhenti ikut bumi dnk..gerak relatif hanya terjadi untuk 2 hal yg terpisah toh?