Mengapa Nama-Nama Ilmiah Kebanyakan Berbahasa Latin?

Oleh: Aprileny* (Guru)

Wah, ini pertanyaan berat. Ibu April baru sadar ada banyak kosakata yang berasal dari bahasa Latin yang kita gunakan dalam khazanah ilmu pengetahuan setelah ditanya “Mengapa nama-nama ilmiah kebanyakan berbahasa Latin?” Ibu baru sadar bahwa albus berarti putih, ampul berarti tabung, dan argentum berarti perak. Ketiga kata tersebut berasal dari bahasa Latin yang sering muncul ketika kita membicarakan ilmu pengetahuan.

Tapi mengapa nama-nama ilmiah kebanyakan berasal dari bahasa Latin? Mengapa tidak berasal dari bahasa Inggris, Jerman, atau Perancis saja? Bukankah bahasa Latin adalah bahasa yang sudah tidak ada penuturnya lagi? Untuk menjawab pertanyaan ini, Ibu April ternyata harus belajar sejarah bahasa lagi. Dan kini Ibu akan berbagi dengan kalian apa yang telah Ibu pelajari mengenai sejarah kosakata dari bahasa Latin dalam khazanah ilmu pengetahuan.

Dulu sekali, pada abad ke-15 di benua Eropa bagian barat, pertumbuhan ilmu pengetahuan berkembang pesat dengan bantuan bahasa Latin dalam menterjemahkan karya-karya klasik ilmu pengetahuan berbahasa Arab. Bahasa Latin pun menjadi bahasa pengantar di universitas-universitas di Italia dan beberapa negara Eropa lainnya hingga abad ke-18. Namun, belakangan, karya-karya dan penemuan-penemuan ilmiah sebagian besar ditulis dalam bahasa masing-masing wilayah kelahiran ilmuwan-ilmuwan tersebut.

Pada akhir abad 18, karya-karya dan penemuan-penemuan ilmiah bertaburan. Selain dalam bahasa Latin, karya-karya dan penemuan-penemuan itu juga ditulis dalam bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Belanda, Swedia, Denmark, dan beberapa bahasa Eropa bagian barat lainnya. Dan pada akhir Perang Dunia kedua, bahasa Inggrislah yang menjadi bahasa pengantar ilmu pengetahuan dunia.

Kalau begitu, mengapa nama-nama ilmiah dalam khazanah ilmu pengetahuan masih menggunakann bahasa Latin dan dipergunakan oleh banyak ilmuwan? Jawabannya ada pada karya seorang botanis Swedia bernama Carl Linnaeus.

kelinci

Linnaeus menyusun bukunya yang terkenal mengenai tata nama tanaman secara sistematis dalam bahasa Latin yaitu Systema Naturae. Tata nama yang dikembangkan oleh Linnaeus kemudian dipergunakan oleh banyak ilmuwan dan menjadi bahasa komunikasi antar ilmuwan dari negara yang berbeda-beda. Dengan mempergunakan tata nama yang sama, maka para ilmuwan tidak akan salah mengartikan Mus musculus sebagai tikus rumah, bukan tetikus pada komputer. 🙂

Nah, itulah sekilas sejarah bahasa-bahasa yang berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Sekarang, mari kita berandai-andai. Andaikan ada seorang ilmuwan dari Indonesia yang dapat mengembangkan suatu sistem ilmu pengetahuan yang baru, apakah kemudian bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa pergaulan dalam dunia ilmu pengetahuan?

Sumber gambar: http://www.as.miami.edu/biology/

*Aprileny adalah seorang guru. Saat ini ia mengajar Bahasa Inggris dan IPS di Sekolah Dasar High Scope Unit Alfa Indah.

2 thoughts on “Mengapa Nama-Nama Ilmiah Kebanyakan Berbahasa Latin?

Tulis komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: