Apa Bedanya Orang Gila dengan Orang (yang Mengalami) Depresi?

Oleh: Najiyatul Fadhia* (Perawat)

Sebelum Kakak menjawab pertanyaan ini, akan lebih baik jika Adik-adik mengetahui terlebih dahulu konsep sehat dan sakit. Sehat adalah keadaan sejahtera baik jiwa dan raga, sedangkan sakit berarti sedang tidak sehat.

Pertama, Kakak akan menjelaskan tentang sehat raga atau sehat fisik. Jika fisik Adik-adik sehat, berarti seluruh organ tubuh Adik-adik sedang dalam ukuran yang sebenarnya. Tidak terlalu besar atau berlebihan, juga tidak terlalu kecil. Selain ukuran, sehat fisik juga berarti bahwa tubuh sedang dalam kondisi optimal dan dapat berfungsi normal. Misalnya ukuran mata yang normal, bisa melihat dengan jelas dan mengeluarkan air mata. Jika fisik Adik-adik tidak dapat melakukan fungsi tersebut dengan baik, berarti fisik Adik-adik sedang sakit.

Kedua, tentang sehat jiwa. Saat jiwa Adik-adik sehat, Adik-adik akan mampu mengetahui dan memaksimalkan potensi. Selain potensi, orang yang jiwanya sehat mampu mengatasi situasi menekan. Misalnya ketika kehilangan seseorang atau sesuatu yang dicintai. Jika jiwa Adik-adik sehat, Adik-adik pasti bisa mengatasi hal itu.

Orang yang jiwanya sedang sakit tidak mampu mengetahui potensi serta tidak mampu mengatasi situasi yang menekan. Misalnya ketika kucing peliharaannya mati, padahal kucing itu adalah hewan peliharaan kesayangannya. Orang yang jiwanya sedang sakit tidak mampu merelakan kucingnya mati. Dia akan sangat merasa kehilangan, bahkan orang itu ingin ikut mati seperti kucingnya.

Rasa kehilangan yang sangat mendalam hingga tidak mampu lagi membedakan situasi mana yang benar (dan masuk akal) serta mana yang salah itulah yang disebut depresi. Orang yang sedang depresi tidak memiliki semangat hidup, bahkan ingin mati saja dengan bunuh diri.

orang depresi

Lalu bagaimana dengan orang gila? Sebenarnya Kakak agak bingung mengartikan orang gila. Sewaktu Kakak masih seumuran dengan Adik-adik, orang gila menurut Kakak adalah orang yang tidak pakai baju (atau pakai baju tapi seadanya) yang sedang berkeliaran di jalan. Rambut dan tubuhnya tidak terawat. Baunya tidak enak. Dan biasanya jika orang itu lewat, Kakak dan teman-teman Kakak akan menyorakinya sambil tertawa-tawa mengikutinya. Apakah maksud kita sama, Adik-adik? Jika maksud kita sama, orang seperti itu oleh Pemerintah disebut gelandangan atau tuna wisma, sedangkan menurut ahli ilmu kesehatan disebut psikotik.

Psikotik adalah orang yang jiwanya sedang sakit, yang ditandai dengan ketidakmampuan orang itu untuk menilai kenyataan yang terjadi. Perilakunya jadi aneh atau kacau. Makanya orang itu jadi berkeliaran di jalan-jalan. Orang yang mengalami depresi, jika depresinya termasuk berat bisa menjadi psikotik. Tapi orang yang sakit jiwa belum tentu sakit jiwanya karena depresi. Sekian penjelasan dari Kakak.

Sumber gambar: http://cliparts.co

*Najiyatul Fadhia adalah seorang perawat di Klinik Pratama Badan Narkotika Nasional Kota Batam yang tertarik dengan sains dan ilmu kesehatan sejak SD. Sejak SMA, ia telah aktif mengajar anak-anak jalanan dan mereka yang memerlukan pendidikan tanpa “uang”. Ia pernah menjadi relawan Pengajar Keren di Komunitas Save Street Child Surabaya.

One thought on “Apa Bedanya Orang Gila dengan Orang (yang Mengalami) Depresi?

Tulis komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: