Mengapa Kita Bisa Bermimpi Ketika Tidur? -II

Oleh: Achmad Djunaidi* (Psikolog)

Mimpi adalah pengalaman alam bawah sadar yang melibatkan indera, pikiran, dan perasaan. Mimpi mempunyai banyak sekali ciri khas, tetapi ciri khas yang paling sering muncul adalah:

  • Di dalam mimpi selalu ada emosi yang berasal dari alam bawah sadar, kebanyakan berupa rasa cemas, takut, atau kaget.
  • Mimpi muncul dengan tidak terorganisir dan tidak logis. Apakah ketika kalian bermimpi, mimpi kalian tidak berurutan dan selalu berpindah tempat? Seperti itulah mimpi.

Ada mimpi yang terjadi di awal kita tertidur dan ada yang terjadi di akhir tidur. Namun, kebanyakan mimpi terjadi di akhir tidur, yakni sebelum kita bangun. Tidak lama setelah bermimpi, tiba-tiba terbangun. Apa kalian pernah mengalaminya?

Ketika kita bermimpi, otak kita bekerja dan mengeluarkan gelombang-gelombang yang bisa dilihat dengan alat-alat scanning seperti MRI dan EEG. Gelombang mimpi indah berbeda bentuk dengan gelombang mimpi buruk. Ada cabang ilmu yang meneliti ini lho, yaitu Oneirologi.

Mimpi muncul karena adanya keinginan kita akan sesuatu dan mempengaruhi alam bawah sadar kita. Misalnya, kalian sangat ingin jalan-jalan ke luar negeri. Tetapi, karena kalian tidak yakin akan bisa berlibur ke luar negeri, maka kalian hanya memendam keinginan itu. Sampai suatu malam, ketika kalian tidur pulas, kalian bermimpi sedang jalan-jalan ke luar negeri.

Mimpi bisa juga terjadi karena adanya keinginan kita akan sesuatu tapi rasa-rasanya kurang baik untuk dibicarakan. Misalnya, kalian marah dengan orang tua kalian. Karena marah ke orang tua tidak sopan, jadi kalian hanya diam saja. Malamnya, ketika kalian tidur, kemarahan kalian terbawa mimpi.

Selain karena keinginan, mimpi juga bisa muncul karena adanya perasaan yang sangat berpengaruh kepada kita, misalnya rasa takut dan panik dapat mendorong munculnya mimpi buruk.

Pernah mendengar nama Sigmund Freud? Beliau adalah orang yang sangat berpengaruh dalam ilmu Psikologi. Menurut Freud, isi dari mimpi itu ada dua macam, yaitu isi manifes dan isi laten. Wah, istilah apa itu ya?

  • Isi manifes adalah tampilan mimpi seseorang. Misalnya, kalian menceritakan mimpi buruk kalian ke teman kalian, “€œAku semalam mimpi dikejar sosok hitam besar. Aku takut sekali.” Berarti, tampilan mimpi kalian adalah mimpi dikejar sosok hitam besar mengerikan.
  • Isi laten adalah arti dari tampilan mimpi tersebut. Misalnya, sosok hitam mengerikan yang ada dalam mimpi tadi adalah lambang dari rasa takut kita yang sampai terbawa mimpi.

Tanpa kita sadari, mimpi selalu berhubungan dengan pengalaman sehari-hari kita. Tidak hanya perasaan dan keinginan, tetapi hal-hal di sekitar kita yang berkesan bisa juga muncul di dalam mimpi. Misalnya, tiba-tiba di dalam mimpi ada hewan peliharaan kesayangan. (/GGP)

Sumber gambar: http://www.toonpool.com

*Achmad Djunaidi meraih gelar doktor dalam bidang psikologi dari Universitas Padjadjaran pada tahun 2013. Saat ini ia aktif mengajar di Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran dalam bidang Psikoanalisis. Ia juga tergabung dalam Biro Psikologi NSPRO untuk bidang keahlian Psikometri dan Peneliti Keperilakuan.

2 thoughts on “Mengapa Kita Bisa Bermimpi Ketika Tidur? -II

  1. Nurul Pratiwi says:

    saya mau tanya.
    pada saat kita mimpi kan pastinya melibatkan orang lain di dalam mimpi itu. misalnya saya mimpi sedang pergi ke mall dengan 2 orang teman saya, nah apakah 2 orang teman saya yang ada di dalam mimpi itu tadi juga bermimpi sama seperti saya ??

Tulis komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: