Mengapa Hujan Turun?

Oleh: Erma Yulihastin* (Peneliti Sains Atmosfer)

Adik-adik, seorang teman kalian bertanya mengapa terjadi hujan? Sebelum Kakak menjawab, tahukah kalian tentang siklus air? Ya, betul. Siklus air adalah perpindahan air dari satu tempat ke tempat lain dan perubahan wujud air dari satu fase ke fase lain, yang terjadi di alam. Siklus air adalah cara kerja alam ini untuk menjaga agar air yang ada di Bumi selalu tetap jumlahnya. Mengapa harus dijaga agar air selalu tetap? Supaya terjadi keseimbangan di alam sehingga Bumi menjadi nyaman dan aman untuk ditempati oleh manusia.

Dalam siklus air, kita mengenal bahwa seluruh air yang berada di permukaan tanah akan mengalir menuju tempat terendah yaitu laut. Di laut, terdapat sangat banyak air yang akan dipanaskan oleh Matahari sehingga terjadi penguapan. Penguapan ini telah memaksa air yang berbentuk cair itu berubah fase menjadi uap (gas) sehingga bisa melayang-layang di udara. Uap ini terus bergerak ke atas, dan berkumpul dengan yang lain, semakin lama semakin banyak. Kumpulan uap inilah yang kita sebut dengan awan.

Nah, hujan terjadi saat kumpulan uap berubah menjadi titik-titik air. Air ini sangat banyak, semakin lama semakin besar dan mencapai kondisi jenuh. Kondisi jenuh ini berarti awan sudah tidak lagi kuat menampung begitu banyak titik air sehingga ia pun turun dalam bentuk hujan. Jadi, hujan secara otomatis terjadi karena awan sudah melewati titik jenuhnya, dan tentu juga karena pengaruh gaya gravitasi Bumi.

Coba bayangkan kamu naik ayunan yang digantung memakai tali tambang. Ayunan itu punya batas beban paling berat yaitu 10 kg. Jika kamu memiliki berat 15 kg, dan nekad untuk menaiki ayunan itu, apa yang akan terjadi? Aha, tali ayunan itu akan putus dan kamu akan jatuh, bukan? Sama seperti awan yang memiliki batas daya tampung. Jika kumpulan titik air yang ada di awan ini jumlahnya telah melebihi batasnya, tentu mereka akan jatuh sebagai air hujan.

hujan

Nah, adanya hujan juga sangat berguna untuk mengembalikan air yang tadinya berasal dari Bumi supaya kembali ke Bumi lagi. Air yang kembali ke Bumi ini tentu sangat bermanfaat untuk menyirami tumbuhan, pepohonan, dan hutan. Air hujan juga berguna untuk mengisi ceruk-ceruk air di dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai air bersih untuk berbagai keperluan.

Selain itu, hujan juga sangat penting untuk mengatur dan menyeimbangkan iklim di Bumi. Dengan adanya hujan, suhu udara yang tadinya panas dan kering akan terasa segar dan lembab. Satu lagi yang tak kalah penting, air hujan juga berguna sebagai pencuci udara yang kotor.

Hujan dapat dengan cepat menghapus partikel debu, asap, dan zat polutan lainnya di udara sehingga udara kembali bersih. Seperti asap kebakaran hutan dan lahan yang saat ini sedang marak terjadi di Sumatera dan Kalimantan. Hujan, apalagi hujan lebat, dapat menjadi solusi terbaik bagi pemadaman api dan asap di sana.

Nah, adik-adik, kini kalian sudah tahu bukan, arti penting hujan bagi alam, iklim, dan kehidupan di Bumi ini. Hmm, ternyata hujan sangat menarik, ya. Adakah di antara kalian yang ingin meneliti hujan saat besar nanti?

Sumber gambar: http://www.clipartpanda.com

*Erma Yulihastin lahir pada tahun 1979 di Lamongan, Jawa Timur. Ia menamatkan sekolah hingga SMU di Lamongan. Pada tahun 1997-2002 ia menempuh studi di Institut Teknologi Bandung, Jurusan Geofisika dan Meteorologi, dan semasa kuliah ia aktif menulis di Pikiran Rakyat. Sejak 2008 ia bekerja di LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) sebagai Peneliti Sains Atmosfer pada Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, Bandung.

7 thoughts on “Mengapa Hujan Turun?

  1. Haley Swarnapati says:

    Ada sedikit hal yang ingin saya luruskan di artikel ini.

    Air laut menguap bukan karena “dipanaskan” oleh Matahari sehingga terjadi penguapan.
    Melainkan menguap karena tiupan angin pada permukaan air yang membuat energi kinetiknya (biasa diamati pada Gerak Brown) melampaui ambang kritis tegangan permukaan air laut tsb.

    Air memang bisa menguap bila dipanaskan hingga 100 derajat Celcius, penguapan sporadis akibat penurunan tekanan atau peningkatan temperatur ini disebut mendidih.

    Tapi jemuran juga tetap bisa kering meskipun tidak dipanaskan hingga 100 derajat Celcius, yang penting ada angin bergerak pada permukaan kain basah yang dijemur tsb.

    Sumber:
    http://www.bbc.co.uk/education/guides/zgr2pv4/revision/3

  2. erma says:

    Terima kasih telah menambah detail penjelasan. Tentu tdk langsung serta merta pemanasan dari matahari yg menguapkan air laut. Proses mikro di tingkat partikel memang melalui energi kinetik. Dalam skala kecil maupun luas, ada interaksi antara laut dan atmosfer. Jika suhu udara dingin dan tekanan udara tinggi, maka meskipun ada angin permukaan, air laut tsb tdk akan menguap sehingga tdk akan terjadi konveksi. Interaksi atmosfer-laut dlm skala luas spt fenomena lanina di pasifik yg menunjukkan di laut ada pendinginan suhu dan karena dingin maka di atas pasifik minim penguapan, minim konveksi. Sebaliknya terjadi ketika elnino. Maka, proses pemanasan dan pendinginan suhu laut karena radiasi matahari tetap mjd faktor utama terjadinya penguapan.

    Di udara pun, gerak kinetik ini terjadi, yg secara fisis kita kenal dg temperatur. Temperatur atau suhu sesungguhnya menandakan bahwa partikel2 udara tdk diam tapi selalu bergerak dan mengeluarkan energi kinetik. Dalam meteorologi, dikenal konveksi termal. Udara dapat naik ke atas karena adanya perbedaan temperatur antara lapisan permukaan.

  3. erma says:

    http://ww2010.atmos.uiuc.edu/(Gh)/wwhlpr/evap_over_oceans.rxml?hret=/indexlist.rxml

    Bukti penguapan ditentukan utama oleh temperatur tampak dari fakta bahwa penguapan tertinggi terjadi di laut tropis dan hampir tdk ada penguapan di kutub. Wilayah tropis surplus energi radiasi matahari, karena bersinar sepanjang hari di tropi ekuator. Angin merupakan faktor pendukung yg dpt mempercepat terjadinya penguapan. Angin juga mentranspor uap hingga dpt melalui wilayah yg jauh, seperti angin monsun Asia yg mentranspor uap dari benua Asia dan laut pasifik di sekitarnya yg sdg mengalami musim panas menuju Indonesia shg menjadi musim hujan karena anginnya bersifat lembap, kaya akan uap air.

  4. Pingback: Anak-Anak pun Bertanya pada Festival Anak Bertanya 2016 - Anak Bertanya Pakar Menjawab

  5. eko setiyo wibowo says:

    Air tdk menguap pada suhu 100°c. Itu adalah titik didih
    Bisa kita perhatikan jika kita memasak air kemudian kita tuang maka akan keluar uap air hingga beberapa lama.padahal suhu sudah turun. Ini menandakan air tidak menguap pada suhu 100°c. Ataupun ketika kita mulai memasak air maka akan timbul uap sebelum mendidih atau 100°c. Titik didih 100°c pun itu di asumsikan jika tekanan atmosfer 1 atm.

  6. didit nurlette says:

    Maav atas kesalahan pertanyaan saya..
    Tetapi yg masih terfikir oleh saya adalah..
    apbila air hujan berasal dari penguapan air laut..
    knp air hujan tersebut tidak berasa asin..
    tetapi berasa tawarr??
    terimah kasih

  7. Azharuddin Blog says:

    Malam tidak ada matahari.. contoh pada malam hari malam sangat cerah dengan ditandai bintang2 .. tetapi tiba2 bintang itu hilang dan berubah hujan mengapa demikian?

Tulis komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: