Mengapa Banyak Orang yang Kurang Mendapat Pendidikan? [G]

Oleh: Dhitta Puti Sarasvati* (Pengajar & Pengurus Ikatan Guru Indonesia)

Di beberapa negara, seperti di Finlandia, Kanada, dan Jepang, setiap orang bisa bersekolah dengan gratis. Pemerintah di sana menyediakan sekolah-sekolah negeri yang mudah diakses setiap anak. Jadi hampir tidak ada anak yang putus sekolah, khususnya di tingkat SD dan SMP. Anak yang mau bersekolah tidak terlalu pusing memikirkan biaya sekolah. Jarak sekolah juga biasanya tidak terlalu jauh dari rumah. Bahkan ada yang bisa berjalan kaki ke sekolah.

Di Indonesia sudah ada beberapa sekolah negeri yang didirikan Pemerintah. Namun di beberapa daerah tertentu sekolah-sekolah ini sulit diakses. Siswa harus berjalan puluhan kilometer untuk ke sekolah. Kalau naik kendaraan ke sekolah, ongkosnya mahal. Ada juga sekolah yang kekurangan guru. Meskipun ada gedung sekolahnya, belum tentu ada gurunya. Juga masih banyak sekolah yang kekurangan buku dan akses informasi lainnya. Kalau harus bersekolah di sekolah swasta yang mahal, tidak semua orang tua mampu membayarnya. Akibatnya, banyak anak yang kesulitan memperoleh pendidikan di sekolah.

Namun, orang yang tidak sekolah belum tentu tidak mendapatkan pendidikan. Pendidikan tidak selalu harus dengan bersekolah. Sekolah adalah salah satu tempat pendidikan formal tempat kita bisa belajar membaca, menulis, berhitung, dan berpikir ilmiah.  Tapi ada juga model pendidikan lainnya yakni pendidikan nonformal misalnya melalui home schooling, kursus, dan les. Ada juga pendidikan informal, misalnya dengan bermasyarakat, berorganisasi, membaca, dan belajar dari orang tua.

persiapan-un-050413-jos-1-copy

Anak dari seorang nelayan misalnya, belajar dari orang tuanya dan nelayan lainnya mengenai cara melaut, melihat tanda-tanda alam, mencari ikan, dan berlayar. Dia juga belajar untuk berhati-hati saat berlayar, belajar berani mengarungi lautan, dan belajar kerja keras. Itu namanya proses pendidikan informal.

Bagaimanapun, kita semua harus berusaha agar setiap anak bisa memperoleh pendidikan, baik formal, nonformal, maupun informal. Dengan begitu semua anak bisa tumbuh cerdas dan menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya.

Sumber gambar: http://kepri.antaranews.com

*Dhitta Puti Sarasvati meraih gelar magister dalam bidang Pendidikan Matematika dari Graduate School of Education Bristol, Inggris Raya, pada tahun 2009. Saat ini ia mengajar di Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) dan menjadi pengurus di Ikatan Guru Indonesia.

Tulis komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: