Mengapa Ada Banyak Ketukan dan Irama? Mengapa Ada 7 Not?

Oleh: Robi Rusdiana* (Musisi)

Ketukan atau ritmik merupakan salah satu unsur dasar dalam musik yang berhubungan dengan waktu. Ketukan atau pola ritmik dalam waktu tertentu menjadi ciri dari pengolahan bunyi sebuah komposisi atau karya musik.

Pada intinya rentang waktu berada pada beberapa bentuk, yakni sebentar atau pendek, sedang, dan lama atau panjang. Ada juga rentang waktu yang disebut tempo dengan ketukan cepat, sedang, dan lambat. (Ini mirip seperti umur seseorang atau berapa lamanya sebuah musim di sebuah tempat berlangsung.)

Pola-pola ritmik atau ketukan tersebut menjadi irama yang membentuk pola yang dimainkan. Seperti kita sedang berjalan kaki, berlari ketika bermain bola atau mengejar layang-layang, maupun seperti roda sebuah kendaraan berputar, semua itu adalah irama. Ketukan dan irama musik pun sangat membantu seorang penari untuk menentukan gerakannya.

Mengapa ada 7 not?

7 not yang dimaksud adalah solmisasi yang biasanya disebut dengan do, re, mi, fa, sol, la, si pada tangga nada di dalam musik barat. Musik sebetulnya tidak hanya memiliki 7 not saja, bahkan mungkin tidak terbatas.

Solmisasi dalam musik klasik barat umumnya berjumlah 12 not yang berada pada susunan tangga nada kromatis atau chromatic scale. Jika do naik setengah biasanya menjadi di, re menjadi ri, fa menjadi fi dan seterusnya. Jumlah interval atau jarak frekuensi dalam 1 oktaf (dari do rendah ke do’ tinggi) adalah 1200 Hz.

Berbeda dengan susunan notasi pada musik Karawitan di Indonesia. Misalnya di dalam tangga nada atau laras Salendro, not atau solmisasinya dinamakan da, mi, na, ti, la yang berjumlah 5 bukan 7, Pada laras Pelog ada tambahan nada leu dan ni. Dalam Karawitan Bali dinamakan ding, dong, deng, dung, dang. Di India bernama sa, re, ga, ma, pa, da, ni serta masih banyak lagi penamaan lainnya yang di setiap tempat berbeda-beda.

Kamu pun bisa membuat not sendiri loh! Ngga percaya? Coba saja!

Sumber gambar: http://compusiciannews.com

*Robi Rusdiana meraih gelar Sarjana Seni Musik dari Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, dan saat ini sedang menempuh program studi magister di Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Bandung.

Tulis komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: